FOMC mendorong Dolar AS naik

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dolar AS berhasil membalik keadaan dengan berakhir menguat pada perdagangan Rabu (03/01/2018). Penguatan ini dibantu hasil paparan risalah pertemuan FOMC bulan Desember. Pasar menaruh harapan akan penguatan Dolar AS dari isi risalah tersebut memberikan gambaran rencana kenaikan suku bunga AS di 2018.

Disisi lain, membaiknya perekonomian AS memberikan fundamental yang baik akan kenaikan permintaan Dolar AS.  Pasangan EURUSD ditutup melemah di level 1,12014, GBPUSD ditutup melemah di level 1,3516, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7834 dan USDJPY ditutup menguat di level 112,50.

Paparan risalah FOMC The Fed sudah jelas bahwa suku bunganya tetap akan naik minimal 3 kali di tahun ini dengan pertimbangan tingkat pengangguran AS bisa di bawah 4% pada 2018 hingga 2019, sedang inflasi kemungkinan masih bisa naik namun tetap di bawah target 2%.

Program fiskal Trump berupa pemotongan pajak usaha AS memang akan menaikkan inflasi, namun tidak akan drastis kenaikannya karena The Fed melihat dan membaca pemotongan pajak tersebut akan membuat perusahaan-perusahaan AS mengalami kelebihan dana tunai, tetapi penggunaannya akan banyak mengarah untuk akuisisi atau merger dan pembelian kembali sahamnya alias buyback. Dengan begitu harapan kelebihan dana untuk belanja investasi yang bisa meningkatkan inflasi, kemungkinan tidak akan terjadi.

Kesadaran The Fed untuk tidak agresif menaikkan suku bunga, tentu bisa dibaca bahwa usaha kenaikan dolar AS secara agresif kemungkinan besar tidak akan terjadi dalam satu kuartal ini. Hal tersebut karena di benak investor muncul pemikiran bahwa bagaimana langkah atau fokus kerja The Fed dengan nahkoda baru, Jerome Powell.

Beberapa data aktivitas jasa di seluruh akan rilis hari ini, namun tujuan utama investor adalah melihat perkembangan data tenaga kerja AS di akhir tahun lalu. Data ADP payroll dan klaim pengangguran mingguan AS akan rilis nanti malam sebelum rilisnya data payroll versi pemerintah AS esok malam.

Data ADP yang merupakan data tenaga kerja versi swasta kemungkinan ada peningkatan dan data klaim penganggurannya juga akan sedikit menurun. Bila ini terjadi maka ada upaya greenback untuk melanjutkan penguatannya seperti semalam. Namun bila salah satu data tidak sesuai harapan pasar, maka upaya penguatan greenback bisa gagal.

Secara teknikal, pasangan mata uang EURUSD masih bertahan di atas target koreksi pertama, di 1.1995, sebuah support yang tampaknya bakal segera diuji. Support lain di 1.1959. Tekanan jual akan terjaga selama EUR/USD tidak berbalik naik stabil di atas resistance 1.2035. Resistance lain adalah 1.2070 dan zona 1.2085/92.

Kemarin GBPUSD merosot tajam hingga 1.3495, 1 poin dari support kuat di 1.3494. Hari ini GBP/USD masih berisiko ke arah selatan dengan resistance intraday di 1.3527 yang akan menjadi penopang laju turun kali ini. Jika support tersebut ditembus, GBPUSD berpotensi tergelincir ke support berikutnya di 1.3457.

Sementara pasangan USDJPY bergerak ke atas pagi ini melanjutkan pergerakan kemarin. Level tertinggi intraday sementara saat analisa ini ditulis berada di 112.71. Saat ini USDJPY sedang menguji target koreksi kedua di 112.64. Sebuah penutupan harga pada grafik 4-jam yang cukup jauh di atasnya akan memperbesar potensi naik hari ini dengan target di 112.83. Support intraday saat ini terlihat di 112.50 dan 112.26.

Pasangan mata uang AUDUSD sedang berada di fase koreksi, terjebak di antara support 0.7800 dan resistance 0.7843. Kedua area tersebut dapat menjadi penentu arah pergerakan AUD/USD selanjutnya pada hari ini. Potensi naik jangka pendek masih akan bertahan selama support kuat pada grafik 4-jam di 0.7820 tidak ditembus. Support ini sedang diuji saat analis ini disusun. (Lukman Hqeem)