Perdagangan di lantai bursa saham AS berakhir lebih rendah pada Rabu (12/10/2022) dengan perdagangan sedikit beriak setelah risalah dari pertemuan Federal Reserve terakhir disampaikan. Hasil FOMC tersebut menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan di Bank Sentral AS sepakat bahwa mereka perlu mempertahankan sikap kebijakan yang lebih ketat. Risalah ini mempertegas bahwa banyak pejabat Fed menilai tingkat suku bunga saat ini masih tidak cukup untuk menurunkan inflasi.
Sebelumnya, terjadi pelemahan dalam perdagangan di bursa saham dimana sebagian terkait dengan naiknya kekhawatiran pelaku pasar bahwa kenaikan suku bunga yang agresif oleh Bank Sentral AS dapat mendorong ekonomi terbesar dunia itu ke dalam resesi. Pada pertemuan di bulan September tersebut, para eksekutif Fed telah menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase untuk ketiga kalinya berturut-turut dalam upaya untuk mendorong inflasi turun dari level tertinggi dalam 40 tahun.
Pejabat Fed dalam pernyataan baru-baru ini telah telah mengisyaratkan keseragaman nada mengenai komitmen Fed untuk membatasi inflasi dan tetap berada di jalur hawkishnya. Tak heran bila berkembang keyakinan diantara pelaku pasar bahwa Fed akan terus berjalan. Pertanyaan untuk pasar selanjutnya adalah di kapan the Fed akan melakukan transisi dari 75 basis poin menjadi 50 dan 25.
Perdagangan di lantai bursa sempat memantul setelah pembukaan, dimana sebelumnya diterbitkan data yang menunjukkan adanya kenaikan secara mengejutkan pada harga produsen (PPI) untuk bulan September. Indeks harga produsen menurut Departemen Tenaga Kerja naik 8,5% dalam 12 bulan hingga September, sedikit lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 8,4%. Namun, angka tersebut lebih rendah dari peningkatan 8,7% di bulan Agustus.
Indek Dow Jones berakhir turun 28,34 poin, atau 0,1%, menjadi 29.210,85, S&P 500 turun 11,81 poin, atau 0,33%, menjadi 3.577,03 dan Nasdaq turun 9,09 poin, atau 0,09%, menjadi 10.417,10.
Sektor utilitas yang sensitif terhadap tingkat suku bunga ini turun 3,4% sementara real estat turun 1,4%. Mereka memimpin penurunan di antara sektor-sektor lain di indek bursa S&P pada perdagangan hari ini. Indeks keuangan S&P 500 (.SPSY) berakhir turun 0,3%.
Di antara yang saham-saham naik, saham PepsiCo Inc naik 4,2% setelah pembuat minuman ringan itu menaikkan pendapatan tahunan dan perkiraan laba atas permintaan perusahaan untuk soda dan makanan ringannya meskipun ada beberapa kenaikan harga. Saham Alcoa Corp melonjak 5,3%. Pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pembatasan impor aluminium Rusia karena memetakan kemungkinan tanggapan terhadap eskalasi militer Moskow di Ukraina, seseorang yang diberi pengarahan tentang percakapan tersebut mengatakan kepada Reuters.
Jumlah saham yang menurun melebihi jumlah yang meningkat di NYSE dengan rasio 1,64 banding-1; di Nasdaq, rasio 1,15 banding 1 mendukung penurunan. Indek S&P 500 tidak membukukan tertinggi baru 52-minggu dan 78 terendah baru; Nasdaq mencatat 20 tertinggi baru dan 433 terendah baru. Volume di AS pertukaran adalah 10,01 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,68 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Laporan di hari Kamis tentang harga konsumen dianggap lebih penting dan telah ditunggu-tunggu oleh investor, seiring dengan dimulainya laporan pendapatan emiten untuk kuartal ketiga, yang akan dimulai dari paparan beberapa perusahaan perbankan besar AS pada hari Jumat.