harga emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Pasar emas tetap di bawah tekanan tetapi tidak menciptkan harga rendah baru saat Federal Reserve tetap berkomitmen untuk memperketat kebijakan moneternya guna mendinginkan ancaman inflasi yang berkembang. The Federal Reserve AS melihat adanya peningkatan risiko atas penurunan ekonomi, namun demikian Komisi tetap fokus untuk menurunkan inflasi dengan menaikkan suku bunga, demikian intisari dari risalah pertemuan kebijakan moneter pada September yang disampaikan pada Kamis (13/10/2022) dinihari.

Pasar emas sebagian besar mengabaikan sentimen hawkish dalam risalah tersebut. Emas berjangka Desember terakhir diperdagangkan pada $1.683 per ounce, turun 0,18% hari ini. Perdagangan emas sendiri memang sebagian besar tidak bergerak saat berita ini dirilis.

Risalah tersebut menguraikan bahwa para peserta pertemuan kembali menegaskan komitmen mereka untuk mengembalikan inflasi ke target sebesar 2 %. Mereka juga menekankan pentingnya tetap pada jalur hawkish ini meski pasar tenaga kerja dapat melambat. Dalam pandangan mereka, jika laju kenaikan suku bunga lambat, bank sentral akan mempertahankan tingkat pembatasan untuk beberapa waktu.

Komisi menekankan bahwa resiko yang diambil akan lebih sedikit untuk menurunkan inflasi dengan menaikkan suku bunga yang besar dibandingkan dengan kenaikan sedikt dalam jumlah yang terlalu banyak. Mereka menggarisbawahi perlunya mempertahankan sikap restriktif ini selama diperlukan. Beberapa peserta bahkan menekankan pengalaman historis yang menunjukkan bahaya berakhirnya periode kebijakan moneter ketat yang dirancang untuk menurunkan inflasi secara prematur.

Bisa dikatakan bahwa risalah ini tidak mengungkapkan banyak informasi baru tentang kebijakan moneter AS kedepannya. Tidak banyak kejutan di sana-sini. The Fed dan pasar sejalan pandangannya dengan kenaikan suku bunga ke sekitar 4,75% dan kemudian berhenti.