Disaat pelaku pasar sedang mengantisipasi hasil pertemuan Federal Reserve pada perdagangan hari Rabu (21/09/2022), perdagangan sebelum sesi Eropa hari ini dikejutkan dengan ancaman yang disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin. Dampak ancaman ini adalah guncangan pada perdagangan di pasar, investor memburu asset safe haven dalam hal ini emas dan harganya langsung melonjak dari kisaran perdagangan $1660 ke $1675 per troy ons, saat berita ini di buat.
Dalam ancamannya, Putin menyatakan bahwa “kami memiliki banyak senjata untuk membalas, itu bukan gertakan”. Menurutnya, Barat ingin menghancurkan Rusia dan kini mereka berusaha memeras lewat isu nuklir.
Bagi Putin, mereka punya hak untuk menggunakan segala sumber daya yang dimiliki dalam membela rakyat. Untuk itu, ia menegaskan agar pemerintah (Rusia) menyediakan dana dalam peningkatan produksi senjata. Rusia akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatannya, jelasnya.
Sementara Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada hari Rabu bahwa “kami berperang tidak hanya dengan Ukraina tetapi juga Kolektif Barat. Rusia terus maju di wilayah Donetsk.
Kantor berita TASS melaporkan bahwa Putin telah mengumumkan mobilisasi militer parsial. Menurut Putin, “kita akan mempertahankan wilayah dan Rusia dan tujuan kami adalah untuk membebaskan Donbas”, pungkasnya.
Sebelumnya, harga emas berada dibawah tekanan menjelang pertemuan FED, dimana diyakini bahwa mereka akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dan mendorong penguatan pada Dolar AS sehingga harga emas berpeluang terkoreksi lebih dalam. Harga terpantau dalam penurunan dan berusaha menembus level dukungan di kisaran $1660 per troy ons.
Dengan pernyataan Putin tersebut, emas seperti mendapatkan Kembali momentum kebangkitan lebih dini dan berusaha memanfaatkan peluang untuk naik lebih dahulu.
Selain memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 79 bps, ada peluang kecil kenaikan sebesar 100 bps, bahkan 50 bps. Jika The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga sepenuhnya diangka 1%, akan menjadi sentiment yang sangat bullish bagi Dolar AS. Pasar selanjutnya akan mempertimbangkan, apakah bank sentral lain dapat secara realistis mengikuti kenaikan suku bunga dengan kejutan sebesar itu?.
Sebaliknya, dengan kenaikan suku bunga sebesar 50 bps yang tidak popular ini, akan menjadi kejutan dan sentiment negatif bagi Dolar AS, meski probabilitas juga sangat rendah untuk Fed melakukan hal ini.