Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Harga minyak naik lebih tinggi pada perdagangan di hari Rabu (12/06/2024) di tengah optimisme permintaan global dari Badan Informasi Energi AS dan OPEC, diperkuat oleh data industri yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun lebih dari perkiraan pada minggu lalu.

Harga minyak mentah berjangka Brent naik 37 sen, atau 0,45%, menjadi $82,29 per barel pada 11:00 WIB, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 46 sen, atau 0,6%, menjadi $78,36.

EIA menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak dunia pada tahun 2024 menjadi 1,10 juta barel per hari dari perkiraan sebelumnya sebesar 900.000 barel per hari, sementara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mempertahankan perkiraan tahun 2024 mengenai pertumbuhan permintaan minyak global yang relatif kuat, dengan mengutip ekspektasi untuk perjalanan dan pariwisata di babak kedua.

Harga telah turun lebih dari 2% pada minggu lalu setelah OPEC dan sekutunya mengatakan mereka akan menghentikan pengurangan produksi secara bertahap mulai bulan Oktober.

Harga minyak mentah naik tipis karena OPEC mempertahankan perkiraannya mengenai penguatan permintaan dimana permintaan minyak kemungkinan besar naik didorong oleh Cina dan negara-negara berkembang lainnya. Meskipun minggu lalu OPEC mengumumkan bahwa mereka akan mulai menghapuskan beberapa pemotongan sukarela pada akhir tahun ini, perkiraan mereka menunjukkan bahwa kebijakan tersebut akan mudah diterima oleh pasar.

Sementara itu, stok minyak mentah AS turun 2,428 juta barel pada pekan yang berakhir 7 Juni, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute. Penurunan ini lebih besar dari perkiraan para analis yang disurvei oleh Reuters.

Data dari EIA, badan statistik pemerintah AS, akan dirilis pada hari Rabu pukul 21:30 WIB. Selain itu, para investor juga menantikan laporan Indeks Harga Konsumen AS, yang akan dirilis sebelum penutupan hari Rabu, dan pengumuman kebijakan bank sentral AS, yang akan dirilis pada hari yang sama.

Ekspektasi Fed yang dovish pada pertemuan mendatang akan mendukung momentum kenaikan harga minyak hari ini, karena sikap dovish akan merangsang pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak. Namun, perlambatan ekonomi global dapat tetap menjadi faktor penurunan dalam jangka panjang.

Cina selaku importir minyak mentah terbesar di dunia, melaporkan bahwa inflasi konsumen tetap stabil pada bulan Mei sementara penurunan harga produsen mereda, hal ini menunjukkan bahwa Beijing perlu berbuat lebih banyak untuk menopang permintaan domestik yang lemah dan pemulihan ekonomi yang tidak merata.