ESANDAR, Jakarta – Produktivitas bisnis di Amerika Serikat naik 0,7% pada kuartal pertama tahun ini. Sayangnya hanya sedikit tanda peningkatan dalam jangka panjang sehingga belum bisa memperkuat rantai ekonomi AS.
Sejumlah ekonom yang disurvei oleh MarketWatch sebelumnya memperkirakan kenaikan produktifitas bisnis ini bisa mencapai 0,9% setelah kenaikan 0,3% direvisi pada kuartal keempat. Memang produksi atau barang dan jasa yang dihasilkan mengalami peningkatan 2,8%. Sementara jam produktifitas kerja naik 2,1%. Indek Produktivitas ini sangat ditentukan oleh perbedaan antara keduanya.
Sebaliknya terdapat kenaikan tajam pada biaya tenaga kerja. Biaya unit-tenaga kerja, atau berapa biaya untuk membuat setiap produk, naik sebesar 2,7%, mungkin tanda bahwa pasar tenaga kerja yang ketat dan kenaikan harga untuk bahan baku mulai mencubit. Tren keseluruhan dalam biaya tenaga kerja lebih diredam. Biaya unit-tenaga kerja telah meningkat 1,1% dalam empat kuartal terakhir.
Secara garis besar,produktivitas telah sangat rendah selama ekspansi saat ini yang dimulai hampir sembilan tahun yang lalu. Naik 1,3% selama empat kuartal terakhir, kira-kira jumlah yang sama meningkat setiap tahun sejak 2007. Angka ini masih sangat rendah dibandingkan dengan rata-rata 2,6% perolehan dari tahun 2000 hingga 2007. Atau rata-rata 3,2% dari Perang Dunia II hingga akhir abad ke-20.
Tingkat produktivitas saat ini memang sesuai dengan harapan. Meski secara per kwartal masih berombak, namun memang tidak ada yang menyarankan peningkatan secara dramatis.
Pemerintahan Donald Trump berusaha mendorong bisnis untuk berinvestasi lebih banyak dengan pengurangan pajak perusahaan terbesar dalam 30 tahun, tetapi masih terlalu dini untuk mengetahui apakah itu berhasil.
Harapannya adalah peningkatan investasi bisnis dalam teknologi, peralatan, dan pelatihan akan membantu para pekerja menjadi lebih produktif, yang menghasilkan keuntungan dan upah lebih tinggi. Produktivitas yang lebih tinggi adalah kunci untuk standar hidup yang lebih baik dalam jangka panjang.
The Fed telah meramalkan bahwa tekanan inflasi akan naik. Dalam pembaruan sikapnya, The Fed mengatakan bahwa inflasi inti telah bergerak mendekati target 2%. The Fed menjadi sedikit lebih berhati-hati tentang kinerja ekonomi, tetapi jauh lebih optimis pada prospek inflasi. (Lukman Hqeem)