Libur Hari Presiden, Pasar Memilih Menunggu.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Pasar keuangan Amerika Serikat tutup pada hari Senin (19/02/2018). Praktis pergerakan pasar terbatas selama libur Hari Presiden ini. Disisi lain, kesempatan ini memberi waktu bagi para pedagang untuk merenungkan gejolak pasar terbaru yang memberikan koreksi pertamanya dalam waktu sekitar dua tahun terakhir.

Hari Presiden pertama kali didirikan pada tahun 1885 pada hari ulang tahun George Washington untuk memperingati dan menghormati presiden pertama AS. Liburan nasional kemudian dipindahkan ke hari Senin ketiga bulan Februari setiap tahunnya.

Tidak ada berita ekonomi AS, karena semua lembaga dan kantor federal dan negara bagian akan ditutup. Bank umum juga tutup. Bursa internasional dan valuta asing tetap buka, meski dengan volume yang lebih tipis dari biasanya.

New York Stock Exchange (NYSE) dan Nasdaq tutup, sementara Asosiasi Pasar Industri dan Keuangan (SIFMA) merekomendasikan tidak melakukan perdagangan dalam mata uang berdenominasi dolar, termasuk obligasi, pasar uang dan sertifikat deposito. Sementara perdagangan berjangka dan opsi pada bursa CME Group juga tutup. Meski demikian, pasar mata uang kripto tetap beroperasi seperti halnya pasar saham di Eropa dan tempat lain di luar AS.

Dalam catatan minggu lalu, Bursa S&P 500 anjlok 10% dari puncaknya pada bulan Januari, meskipun telah pulih sekitar sepertiga dari kerugian pada hari Rabu, ditutup pada 2.698,63. Lonjakan volatilitas baru-baru ini tampak menggetarkan sang presiden Donald Trump, yang sebelumnya mendapat pujian atas kenaikan besar di pasar saham sejak pemilihannya ke kantor. Dalam cuitannya, Donald Trump mengatakan bahwa dimasa lalu, setiap berita ekonomi yang baik, bursa saham akan naik. Tapi kini justru sebaliknya, setiap berita ekonomi yang baik, justru disambut penurunan pasar, demikian nada kesal Trump.

Memang aksi jual pada akhir Januari dan awal Februari ini lebih banyak dipicu oleh kekhawatiran akan percepatan inflasi dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi, yang sebagian besar dipandang sebagai prekursor untuk kebijakan moneter yang lebih ketat.

Bursa saham global memulai minggu baru ini dengan kenaikan yang lebih besar karena sentimen investor untuk ekuitas tetap kuat walaupun terkena guncangan akhir-akhir ini yang dipicu oleh kekhawatiran inflasi yang merayap dan biaya pinjaman yang lebih tinggi. Sayangnya, mayoritas pasar ekuitas di Eropa ditutup melemah. Indek FTSE 100 ditutup pada level 7,247.66 turun 46 poin. Sementara DAX Jerman kehilangan 66 poin atau 0.53%, berakhir pada 12,385.60. Sebaliknya, pasar Asia ditutup sebagian besar dengan kenaikan. Indek Nikkei dan Kospi masing-masing naik 2% dan 1%. Bursa saham Hong Kong sendiri masih tutup karena libur Imlek.

Sementara di pasar uang, pasangan mata uang AUDUSD sempat naik hingga ke level 0.7934 tertinggi harian. Namun kemudian jatuh karena faktor harga komoditas turun dan kondisi likuiditas yang menipis. Pelaku bursa juga mengantisipasi rapat kebijakan moneter RBA pada hari Selasa (20/02/2018).

Dari Eropa dikabarkan perdagangan EURUSD tidak banyak berubah dengan ditutup pada kisaran 1.24. Selain sepinya perdagangan, pasar juga menunggu hasil pemilihan Wakil Presiden ECB. Luis De Guindos Menteri Keuangan Spanyol, akhirnya terpilih dimana pesaingnya Philip Lane, yang juga Gubernur Bank Sentral Irlandia, mundur dari pencalonan. Pasar mengasumsikan bahwa terpilihnya Luis de Guindos telah melapangkan jalan bagi kandidat Presiden ECB yang saat ini menjadi Gubernur Bank Sentral Jerman, Jens Weidmann tahun depan menggantikan Mario Draghi yang akan mengakhiri jabatannya.

Volume perdagangan Poundsterling juga tipis, dimana fokus pasar lebih tertuju pada persiapan Pidaro Mark Carney, Gubernur Bank of England. GBPUSD melemah tipis, minus 0.15% saja.

Sementara pada perdagangan komoditi, harga emas melemah meski harga minyak mentah naik. Ditengah penguatan Dolar AS, harga minyak naik akibat kenaikan ketegangan di Timur Tengah. Sebaliknya harga emas mengalami penurunan setelah membukukan kenaikan mingguan terbesarnya pekan lalu sejak 2016. Harga emas bergerak dalam kisaran tipis, masih dalam nuansa koreksi paska kenaikan di level tertinggi $ 1,361.50. (Lukman Hqeem)