ESANDAR, Jakarta – Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell pada hari Kamis (10/01) menekankan lagi bahwa The Fed akan lebih bersikap fleksibel dan sabar dalam melakukan perubahan kebijakan suku bunga terlebih jika prospek ekonomi memburuk. Saat ini, “kami menunggu dan menonton” kata Powell dalam diskusi di Economic Club of Washington.
Ditanya tentang proyeksi the Fed sendiri terkait rencana dua kali kenaikan suku bunga pada tahun 2019, Powell mengatakan bahwa lebih banyak kenaikan suku bunga bukanlah rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dan perkiraan dua kali kenaikan ini masih akan tergantung “prospek yang sangat kuat untuk 2019.”
Pernyataan Powell ini menggaungkan kembali pendapat sejumlah pejabat Fed lainnya dan risalah pertemuan Desember yang diumumkan sebelumnya bahwa bank sentral ingin “mundur” mengingat sinyal yang bertentangan pada prospek.
Lebih jelas dikatakan oleh Powell bahwa data ekonomi menunjukkan adanya sebuah momentum, namun aksi jual pasar saham menunjukkan adanya kekhawatiran tentang risiko penurunan ekonomi lebih lanjut, kata Powell.
Powell mengatakan The Fed bisa bersabar karena inflasi masih rendah namun terkendali. Di satu sisi ini mungkin tidak akan disambut senang oleh para pialang, dimana Powell mengatakan limpasan aset Fed yang stabil dan lambat akan menghasilkan neraca yang “jauh lebih kecil”.
Beberapa analis meyakini limpahan neraca keuangan The Fed mengganggu pasar keuangan dan ingin bank sentral mengakhiri program. Banyak perusahaan Wall Street berpikir bahwa limpasan neraca akan berakhir akhir tahun ini.
Saat Powell membacakan risalahnya, Indek Dow Jones merespon dengan bergerak turun, meski kemudian mampu berakhir dengan tetap naik 122 poin sekaligus mencatatkan kenaikan untuk yang kelima kalinya secara berturut-turut.
Sementara dalam tempat yang terpisah, Gubernur Bank Sentral AS wilayah St. Louis James Bullard kepada wartawan di Little Rock, Arkansas, mengatakan bahwa ia sangat terbuka untuk meninjau kembali limpasan neraca tetapi tidak berpikir bahwa itu bisa merusak pasar sebagaimana pendapat beberapa pihak.
Bullard menegaskan bahwa jika limpasan neraca berdampak pada pasar obligasi seperti yang disarankan beberapa pihak, maka imbal hasil akan bergerak lebih tinggi daripada penurunan stabil yang terlihat sejak November. Dia juga mengatakan dia akan mengharapkan beberapa reaksi pasar negatif terjadi ketika program ini diluncurkan pada tahun 2017, tetapi itu tidak terjadi.
Bullard mengungkapkan bahwa dia salah satu dari sedikit pejabat Fed yang menentang kenaikan suku bunga Desember. Dia mengatakan langkah itu “sedikit berlebihan.” (Lukman Hqeem)