ESANDAR, Jakarta – Para pembuat kebijakan di bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve telah mampu mencegah inflasi melonjak tajam bahkan dengan angka pengangguran yang rendah dengan mengelola ekspektasi, kata Gubernur The Fed Jerome Powell hari Selasa (02/10).
Bila keadaan tersebut berubah, sebagaimana dikatakan Powell dalam pidatonya, The Fed tidak akan segan bertindak. Lebih jauh dikatakan olehnya bahwa dari sisi perencanaan, tujuan kami jela. Dimana secara tegas The Fed melaksanakan kebijakan yang konsisten dengan target inflasi simetris 2%. The Fed juga bersiap untuk bertindak bersama otoritas lain bila berbagai target tersebut bergerak naik atau turun secara material, ujarnya di hadapan Asosiasi Ekonomi Bisnis Nasional.
Beberapa tahun terakhir, terjadi sebuah anomali ekonomi, yaitu angka pengangguran turun drastis tanpa kenaikan upah. Hal itu tidak sejalan dengan model ekonomi bernama kurva Phillips yang secara umum menunjukkan bahwa ketika angka pengangguran turun maka inflasi akan naik. Para pimpinan bank sentral masih meyakini kurva Phillips meskipun saat ini hubungan kedua indikator tersebut tampaknya tidak sesuai.
Menanggapi hal itu, Powell mengatakan model tersebut belum mati namun menjadi bagian dari situasi yang terjadi selama masa pemulihan yang belum pernah dialami The Fed sebelumnya. Menurutnya, yang mungkin terjadi, adalah banyak faktor termasuk pelaksanaan kebijakan moneter yang lebih baik selama beberapa dekade terakhir, telah secara signifikan mengurangi, namun tidak menghapuskan, efek-efek dari ketatnya pasar tenaga kerja terhadap inflasi, ujarnya.
Bank sentral AS selama ini menggunakan acuan untuk membantu menjaga target inflasi dan memberi tahu pasar bahwa The Fed akan membiarkan inflasi bergerak sedikit di atas atau di bawah 2% dalam kurun waktu tertentu. Di saat yang sama bank sentral juga menegaskan kepada pasar akan menjaga inflasi tidak bergerak terlalu jauh dari target tersebut.
Powell juga mengindikasikan The Fed akan terus menaikkan suku bunga acuan secara bertahap sesuai dengan siklus yang telah dimulai di Desember 2015. The Fed telah menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 2%-2,25% pekan lalu. Bank sentral juga memberi sinyal akan menaikkan suku bunga satu kali lagi di Desember, tiga kali di 2019, dan satu kali lagi di 2020. (Lukman Hqeem)