Harga emas terkoreksi oleh penguatan Dolar AS dan kenaikan bunga Obligasi AS. (Lukman Hqeem)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga emas melemah pada perdagangan hari Rabu setelah mencetak kenaikan di sekitar harga tertinggi dalam dua minggu sebelumnya. Penguatan imbal hasil obligasi AS dan dolar AS melemahkan permintaan untuk Logam Mulia.


Disisi lain, Kekhawatiran akan resiko krisis anggaran Italia yang dapat beriak melalui pasar global juga memudar sedikit. Sebelumnya, sentimen ini telah memundurkan harga emas.
Penguatan Dolar AS tentu menjadi masalah bagi investor dari negara dengan denominasi bukan Dolar. Mata uang mereka akan direndahkan oleh Dolar AS dan semakin menyulitkan untuk memiliki emas.


Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember Emas turun $ 4,10, atau 0,3% diharga $ 1,202.90 per troy ons, penutupan sebelumnya di $ 1,207, bagaimanapun, harga ini adalah yang tertinggi dalam hampir dua minggu untuk kontrak paling aktif. Harga Logam kuning tentu mengejutkan dengan melonjak dari $ 1,190 menjadi $ 1,208 selama perdagangan di hari Selasa. Didorong oleh ketidakpastian anggaran Italia yang memicu aksi Risk Aversion.


Dengan kekuatan logam mulia yang bisa lebih tinggi terhadap Dolar AS, prospek jangka pendek memungkinkan kenaikan masih akan terjadi lagi dalam waktu dekat ini. Meskipun, investor juga harus memperhatikan sejumlah indikator ekonomi sebagai faktor fundamental yang sangat membebani emas masih. Dalam jangka menengah hingga jangka panjang, harga emas masih akan tetap miring ke bawah.


Secara teknis, dalam jangka pendek, harga emas akan berusaa menembus level resistensi di atas level psikologis $ 1.200. Jika harga bisa bertahan diatas ini, membuka jalan menuju $ 1.213 menjelang laporan pekerjaan AS pada Jumat nanti.


Di luar dorongan untuk melakukan aksi lindung nilai baru-baru ini, masalah suku bunga tetap menjadi pendorong utama koreksi bagi harga logam mulia. Mereka peka terhadap kenaikan suku bunga Federal Reserve karena mereka dapat meningkatkan imbal hasil obligasi AS, yang dapat mengurangi daya tarik batangan emas yang tidak menghasilkan bunga. Pun juga kecenderungan nilai Dolar AS yang meningkat, dapat membuat emas lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.


The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya tahun ini pada bulan Desember dan ekspektasi untuk langkah itu dan pengetatan lebih lanjut dapat diinformasikan oleh data gaji Jumat, terutama komponen upahnya. (Lukman Hqeem)