Pada perdagangan mata uang, pasangan GBP/USD menukik tajam dan memperpanjang penurunannya melewati Exponential Moving Average (EMA) 50 dan 200 hari pada hari Jumat (03/02/2023) setelah pelepasan data laporan pekerjaan yang sangat kuat dari Amerika Serikat (AS). Data ini dianggap mampu yang meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve (Fed) dapat menaikkan suku bunga kembali di atas 25 bps. GBP/USD diperdagangkan di 1,2060 setelah mencapai level tertinggi di 1,2265.
Data Nonfarm Payrolls bulan Januari menunjukkan bahwa ekonomi menambahkan 517 ribu pekerjaan baru dibandingkan perkiraan 200 ribu; akibatnya, Tingkat Pengangguran anjlok dari 3,5% menjadi 3,4%. Selain itu, data bulan Desember direvisi naik, yang berarti Federal Reserve AS masih memiliki cara untuk mengekang inflasi yang sangat tinggi menuju target 2%.
Alhasil pasangan GBP/USD menukik dari 1,2260-an dan jatuh 200 pip menuju area 1,2060. Sementara itu, Indeks Dolar AS, (DXY) melejit naik ke tertinggi baru tiga minggu di 102,90, naik 0,94%.
Belakangan, Institute for Supply Management (ISM) mengungkapkan bahwa aktivitas industri jasa naik di atas wilayah ekspansi, didorong oleh pesanan baru, sementara harga yang dibayar dimoderasi. IMP Non-Manufaktur ISM naik 55,2 bulan lalu, vs 49,2 pada bulan Desember dan di atas 50,4 yang diramalkan oleh para analis.
Sebelumnya, pada awal sesi Eropa, CIPS S&P Global merislis angka PMI sektior jasa Inggris yang mengalami bulan terburuk dalam dua tahun, dengan jatuh ke 48,7, turun dari 49,9 Desember. Ini merupakan level terendah sejak Januari 2021. Oleh karena itu, PMI Komposit dari S&P dengan menggabungkan data manufaktur dan jasa , merosot ke 48,5 pada Januari dari 49,0 bulan lalu.
Dalam sepekan kedepan, sejumlah kalender ekonomi Inggris akan menampilkan laporan Audiensi Kebijakan Moneter dan Produk Domestik Bruto (PDB) MoM dan QoQ. Sementara dari Amerika Serikat akan berbicara para eksekutif Federal Reserve AS, termasuk Ketua Jerome Powell dan John C. Williams dari Fed wilayah New York. Selain itu, Klaim Pengangguran Awal dan Sentimen Konsumen Universitas Michigan (UoM) akan menjelaskan status ekonomi AS.