ESANDAR, Jakarta – Poundsterling melonjak ke level tertinggi terhadap dolar AS sejak hasil referendum Brexit diumumkan pada 24 Juni 2016, menyusul laporan bahwa menteri keuangan dari Spanyol dan Belanda akan mendorong kesepakatan jalan keluar yang lunak, Soft Brexit.
Sebelumnya, Poundsterling menutup sesi perdagangan Jumat (12/01/2018) dengan kenaikan 1,43 % ke di $1,3732 setelah Bloomberg memberitakan bahwa menteri keuangan dari kedua negara tersebut mendukung sebuah kesepakatan perpisahan yang akan tetap membuat Inggris dapat berdiri sedekat mungkin dengan Uni Eropa tersebut.
Disisi lain, Poundsterling juga berhasil memanfaatkan pelemahan Dolar AS, sebagai respons terhadap inflasi konsumen AS yang melambat menjadi 0,1 % di bulan Desember. Lonjakan naik pound sterling itu juga terjadi saat Indek Saham FTSE 100 Index melanjutkan kenaikannya yang luar biasa dengan mengamankan level penutupan sepanjang waktu lainnya, naik 15,70 poin menjadi 7.778,64.
Tren kenaikan Poundsterling sejak awal tahun terjaga dengan hasil perdagangan minggu lalu. Sejumlah pendapat menilai bahwa perjalanan keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan berlangsung lebih lunak.
Memang pelamahan Dolar AS menjadi pendorong utama kenaikan ini. Disisi lain, keberhasilan Euro mencapai poisisi tertinggi dalam tiga tahun terakhir atas Dolar AS semakin memperkuat kenaikan Poundsterling.
Indikator ekonomi Inggris memberikan tahanan bagi kenaikan lebih lanjut. Neraca neraca perdagangan Inggris untuk bulan November di posisi terlebar dalam lima bulan terakhir. Sementara para investor telah melakukan persiapan terhadap kenaikan sterling terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir berdasarkan asumsi bahwa pelemahan mata uang AS akan berlanjut, pertaruhan Poundsterling terhadap euro terlihat jauh lebih berhati-hati dengan posisi beli Poundsterling yang sudah mendekati level tertinggi di lebih dari tiga tahun, menurut data yang dirilis oleh Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) pada hari Jumat. (Lukman Hqeem)