Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Hari senin (04/12/2017) kemarin, Perdana Menteri Inggris, Theresa May bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker di Brussel, Belgia. Sayangnya mereka gagal mencapai kesepakatan. Kabar ini membuat Poundsterling kehilangan pijakan dan aksi jual marak terjadi di pasar.

Sejumlah isu menjadi tema pembicaraan mereka. Masalah perbatasan Irlandia, Hak-hak sipil Uni Eropa dan Dana Kompensasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Theresa May selanjutnya menaruh harapan berbagai masalah tersebut akan dibicarakan kembali dalam pertemuan Dewan Uni Eropa pada 14-15 Desember mendatang. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Irlandia telah menyatakan bahwa kedua belah pihak hampir mencapai kesepakatan.

Perundingan mengenai Brexit telah membuat Poundsterling bergerak aktif. Minggu lalu, Poundsterling bergerak naik atas harapan bahwa kemajuan bisa dicapai dari pertemuan dihari Senin tersebut. Dengan hasil yang diluar harapan, pasar merespon negatif. Hal ini menggambarkan betapa rentannya penguatan Poundsterling sebelumnya.

Sementara itu, dari Amerika Serikat dikabarkan bagaimana rancangan undang-undang reformasi perpajakan AS lolos ditingkat Senat pada Sabtu pagi. Rancangan Undang-Undang ini berbeda versinya dengan yang digodok oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Kedua lembaga tinggi negara ini akan bertemu untuk membicarakan perbedaan antar kedua rancangan dan menjadikannya sebagai satu perundang-undangan. Selanjutnya, undang-undang tersebut akan diundangkan oleh Presiden Donald Trump.

Isu RUU Perpajakan AS ini diperkirakan masih akan menjadi sentiment pasar dalam beberapa hari kedepan. Banyak pihak meyakini akan terjadi rekonsiliasi antara dua lembaga tinggi negara tersebut sebelum tahun berganti. Jika RUU tersebut bisa disahkan sebelum akhir tahun ini, dampak pelaksanaan UU Pajak tersebut akan terasa di tahun fiskal yang akan datang.

Sayangnya, hingga RUU disahkan, Dolar AS berpeluang terkoreksi. Meski demikian, hampir semua pelaku pasar tetap memegang Dolar dengan keyakinan bahwa RUU tersebut versi manapun yang akan disahkan, akan menjadi sentiment positif bagi Dolar dan bursa saham AS. Dolar AS juga semakin kokoh kenaikannya, jika suku bunga The Federal Reserve benar-benar dinaikkan dalam pertemuan FOMC bulan ini.