ESANDAR, Jakarta – Keputusan Presiden AS. Donald Trump untuk mengenakan tarif 25 persen pada baja impor dan 10 persen pada aluminium meningkatkan probabilitas pemerintahannya akan melakukan pendekatan hawkish terhadap isu perdagangan lainnya.
Yang pasti, ini bukan pertama kalinya AS. telah menindak masalah impor baja. Semasa Presiden Ronald Reagan dan George W. Bush keduanya juga memberlakukan larangan impor, meski industri baja AS. masih harus terus berjuang selama beberapa dekade sejak itu.
“Kami pernah berada di sini sebelumnya,” kata Robert Holleyman, yang pernah menjabat wakil direktur perdagangan A.S. dalam pemerintahan Obama. Kenaikan Tarif ini mungkin tidak akan bisa mengatasi “kelebihan kapasitas berlebih” Cina dalam baja, hal yang mendasar bagi produsen AS., karena ekspor baja Cina faktanya hanya menyumbang sebagian kecil konsumsi AS., Holleyman mengatakan.
Sejumlah Negara sudah mulai menarik garis pertempuran dagang. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa blok tersebut sedang mempersiapkan kemungkinan pembalasan yang bisa menargetkan merek ikon Amerika seperti jins Levi Strauss & Co. dan sepeda motor Harley Davidson Inc. Trump, di Twitter, balas mengancam akan mengimpor pajak kendaraan Eropa jika Uni Eropa melakukan pembalasan.
Wakil Menteri Luar Negeri Cina Zhang Yesui mengatakan Beijing tidak menginginkan perang dagang, namun tidak akan membiarkan kepentingannya dirugikan. Perwakilan industri baja dari Cina, yang disalahkan oleh A.S. karena membanjiri pasar, menyebut rencana Trump tersebut sebagai “sesuatu yang bodoh.”
Meski ditentang oleh Kongres, bahkan oleh anggota Partai Republik, Donald Trump masih akan tetap melenggang. Trump akan menggunakan klausul undang-undang 1962 yang jarang digunakan, dimana sebagai Presiden AS dia diberi wewenang untuk mengekang impor jika merusak keamanan nasional.
Aturan dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga mengizinkan anggotanya untuk membatasi perdagangan yang membahayakan kepentingan keamanan esensial mereka. Negara lain yang merasa dirugikan, diharapkan dapat mengajukan tantangan tarif lewat badan perdagangan yang berbasis di Jenewa ini.
Jika ini benar terjadi, maka akan menjadi ujian pertama dari ketentuan keamanan sejak WTO lahir. pada tahun 1995, kata Gary Hufbauer, pakar perdagangan di Institut Peterson of International Economics di Washington.
Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo pada hari Jumat mengatakan ada risiko “nyata” untuk memperparah perselisihan karena tarif, dan bahwa perang dagang tidak sesuai dengan kepentingan negara manapun. “Potensi eskalasi itu nyata, seperti yang telah kita lihat dari tanggapan awal orang lain,” kata Azevedo. “WTO jelas prihatin dengan pengumuman rencana A.S.”
Hufbauer berpikir AS akan memenangkan kasus WTO. Bahkan sebelum pemerintah lain berani memaksakan penghalang mereka sendiri atas nama keamanan nasional, katanya. Meski demikian, politik Trump ini benar-benar akan membuka kotak Pandora,” pungkas Hufbauer. (Lukman Hqeem)