Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Pesanan mesin inti Jepang pada bulan Desember naik sedikit lebih besar dari perkiraan namun tetap turun secara tahunan, data pemerintah menunjukkan pada hari Senin (19/02/2024), meskipun kenaikan lebih lanjut diperkirakan akan dibatasi oleh tantangan global dan domestik.

Pesanan inti, merupakan serangkaian data yang sangat fluktuatif dan dianggap sebagai indikator utama besarnya belanja modal dalam enam hingga sembilan bulan mendatang, naik 2,7% pada bulan Desember dibandingkan bulan sebelumnya, menurut data Kantor Kabinet. Angka tersebut dibandingkan dengan perkiraan rata-rata kenaikan sebesar 2,5% oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters.

Pada basis tahun ke tahun, pesanan inti, diluar pesanan sektor logistik dan perlengkapan listrik yang mudah berubah, turun 0,7%. Angka ini lebih kecil dari perkiraan penurunan 1,4%.

Berdasarkan sektor, pesanan dari produsen meningkat 10,1% pada bulan Desember dibandingkan bulan sebelumnya, didorong oleh industri bahan kimia dan mesin informasi dan komunikasi. Hal ini menyusul penurunan sebesar 7,8% di bulan November. Sementara angka pesanan di sektor jasa turun 2,2% setelah turun 0,4% pada bulan sebelumnya, terbebani oleh penurunan pesanan dari industri surat dan transportasi serta industri telekomunikasi.

Untuk periode Januari hingga Maret, pesanan mesin inti diperkirakan meningkat 4,6% kuartal ke kuartal berkat peningkatan permintaan motor dan peralatan elektronik dan telekomunikasi di industri yang tidak ditentukan, kata seorang pejabat Kantor Kabinet. Namun, pemerintah tetap mempertahankan pandangannya bahwa pesanan mesin telah “macet” selama 14 bulan berturut-turut, yang menunjukkan penurunan 1,0% pada pesanan mesin inti untuk periode Oktober-Desember.

Meskipun minat terhadap investasi modal secara keseluruhan masih kuat, ada tanda-tanda pelemahan di sektor non-manufaktur seiring dengan berjalannya upaya untuk menormalisasi aktivitas ekonomi. Laju pemulihan akan tertahan mengingat terbatasnya pemulihan permintaan domestik dan kurangnya momentum perekonomian luar negeri Jepang.