Harga minyak mentah tampaknya akan mencatat penurunan minggu ketiga berturut-turut hari ini meskipun sedikit naik pada hari Kamis (09/11/2023). Perubahan arah ini mencerminkan perubahan fokus pedagang seiring dengan berkurangnya kekhawatiran terhadap keamanan pasokan minyak mentah di Timur Tengah, dan digantikan oleh fokus pada prospek permintaan.
Bisa dikatakan bahwa saat ini para pialang telah menurunkan potensi ancaman gangguan pasokan dari Timur Tengah. Bagi pelaku pasar, konflik masih dianggap bisa dapat diatasi dengan baik, meskipun ada kekhawatiran bahwa konflik Perang Gasa ini akan meningkat karena negara-negara tetangga Arab telah menunjukkan ketidaksenangan mereka pada Israel.
Dalam sebuah laporan dari Bloomberg, para pedagang saat ini fokus pada tingginya suku bunga di AS sebagai salah satu faktor yang membatasi permintaan minyak dan juga pada perlambatan aktivitas penyulingan di Tiongkok. Alasan perlambatan tersebut adalah margin yang lebih rendah serta kuota ekspor bahan bakar yang habis. Investor mewaspadai perlambatan ekonomi global yang mungkin mengurangi permintaan bahan bakar, dan hal ini sepenuhnya menghilangkan ketakutan akan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Penurunan harga Brent minggu ini di bawah $80 per barel untuk pertama kalinya sejak bulan Juli menunjukkan bahwa sentiment fundamental terbukti tidak konstruktif seperti yang diharapkan dalam jangka pendek.
Kedepannya, pasar diyakini akan kembali mengkaji prospek permintaan lebih lanjut. Lemahnya permintaan bisa menjadi masalah bagi OPEC, terutama jika Arab Saudi memutuskan untuk mengakhiri pengurangan produksi secara sukarela pada akhir tahun. Namun, ada harapan bahwa Saudi mungkin akan memperpanjang pemotongannya hingga tahun 2024.
Sementara itu, analis Citi memperkirakan harga akan stabil dan mulai naik lagi dalam waktu dekat. “Kami memperkirakan harga akan berkonsolidasi, dan kami mempertahankan perkiraan harga jangka pendek kami dengan dukungan yang diharapkan datang dari pelonggaran pemeliharaan kilang dan pergeseran risk-reward bagi investor menyusul aksi jual baru-baru ini,” kata analis bank tersebut dalam sebuah catatan, sebagaimana dikutip oleh Reuters.