Harga emas bergerak naik pada perdagangan di hari Kamis (21/12/2023) setelah dolar AS jatuh ke level terendah dalam masa lima bulan ini karena data ekonomi AS yang lemah. Harga emas di bursa berjangka AS untuk kontrak pengiriman Februari ditutup naik $3,60 menjadi $2.051,30 per troy ons.
Dorongan kenaikan didapatkan setelah Amerika Serikat merevisi angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal ketiga menjadi 4,9% dari laporan sebelumnya sebesar 5,2%. Pemutakhiran laporan yang hasilnya lebih rendah dari perkiraan konsensus sebesar 5,1% menjadi titik tolak kenaikan harga emas saar ini.
Secara terpisah, dalam laporan kajian manufaktur yang dilakukan oleh The Fed wilayah Philadelphia juga menghasilkan angka yang lebih lemah dari perkiraan, yaitu -10,5, sedangkan pasar meyakini hanya akan merosot ke -4,0. Hasil yang jauh lebih rendag dari perkiraan inilah yang menunjukkan kelemahan sektor ini masih terus berlanjut.
Akibatnya, Dolar AS melemah menyusul data-data tersebut, dimana indeks dolar AS (ICE) terakhir terlihat turun 0,44 poin menjadi 101,97, dalam posisi terendah sejak 31 Juli.
Sementara dalam perdagangan di pasar surat hutang negara, terjadi kenaikan bunga Obligasi AS sehingga menjadi sentiment bearish bagi emas yang merupakan asset tanpa menawarkan bunga. Obligasi AS tenor dua tahun terakhir terlihat membayar 4,347%, naik 0,8 basis poin, sedangkan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun naik 4,9 basis poin menjadi 3,897%.