Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Perekonomian Amerika Serikat diperkirakan tumbuh setidaknya 2% dalam tujuh kuartal berturut-turut dalam tiga bulan pertama tahun 2024, namun membesarnya defisit perdagangan dapat menjadi hambatan. Pesan ini nampaknya akan menjadi sorotan penting bagi pelaku pasar dalam melihat laporan PDB AS pada kwartal pertama yang akan dirilis hari Kamis (25/04/2024) pagi waktu setempat.

Sejumlah ekonom yang disurvei oleh Wall Street memperkirakan perekonomian tumbuh pada laju tahunan sebesar 2,2% pada kuartal pertama tahun ini. PDB telah tumbuh setidaknya 2% per kuartal sejak paruh kedua tahun 2022, dibatasi oleh angka 4,9% pada musim gugur lalu. Peningkatan ketujuh berturut-turut sebesar 2% atau lebih akan menandai kenaikan terbaik dalam dua dekade.

Hal yang luar biasa adalah bahwa rekor tersebut terjadi bahkan ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 23 tahun. Sampai saat ini, tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi yang berkelanjutan diperkirakan sekitar 1,8%.

Jika perekonomian adalah sebuah kapal, maka konsumenlah yang menjadi kaptennya. Belanja konsumen menyumbang sekitar 70% dari aktivitas ekonomi AS. Pengeluaran rumah tangga diperkirakan meningkat sebesar 3% per tahun pada kuartal pertama, serupa dengan kenaikan 3% lebih pada dua kuartal sebelumnya.

Angka tersebut setelah disesuaikan dengan inflasi, menyatakan konsumen tidak membelanjakan lebih banyak hanya karena mereka membayar harga yang lebih tinggi. Mereka pergi makan lebih banyak, lebih sering bepergian, dan sebagainya.

Investasi dunia usaha, yang merupakan penopang perekonomian terbesar kedua, kemungkinan hanya memberikan kontribusi yang sangat kecil terhadap PDB kuartal pertama. Suku bunga yang tinggi telah menghalangi perusahaan untuk berinvestasi dan membelanjakan uang sebanyak-banyaknya, terutama produsen.

Mengawasi angka persediaan, atau barang yang diproduksi tetapi belum terjual. Dunia usaha selama beberapa tahun terakhir ragu-ragu untuk meningkatkan produksi hingga suku bunga turun. Lemahnya persediaan telah mengurangi PDB dalam lima dari delapan kuartal terakhir. Konsumen akan kembali menjadi faktor utama karena investasi bisnis masih tertinggal jauh.

Disisi lain, pemerintah federal mengalami defisit besar-besaran dan mengalirkan banyak uang ke perekonomian melalui subsidi untuk teknologi tinggi dan energi ramah lingkungan. Belanja pertahanan yang terkait dengan perang di Ukraina juga meningkat. Sementara pemerintah negara bagian dan lokal telah meningkatkan pengeluaran setelah beberapa tahun melakukan pengetatan ikat pinggang.

Semua pengeluaran pemerintah tersebut bukannya tanpa biaya jangka panjang – misalnya pembayaran bunga yang melonjak. Namun belanja pemerintah yang lebih tinggi kemungkinan akan menambah PDB selama tujuh kuartal berturut-turut.

Hambatan terbesar terhadap PDB kuartal pertama diperkirakan berasal dari defisit perdagangan yang lebih besar. Kesenjangan perdagangan yang lebih besar dapat mengurangi pertumbuhan AS sebanyak satu poin persentase dan bahkan mungkin mendorong PDB di bawah 2%. Mengapa defisit perdagangan semakin besar? Naiknya harga minyak, salah satunya. Orang Amerika juga mengeluarkan lebih banyak uang untuk barang-barang impor seperti mobil baru. Meskipun defisit mengurangi PDB, belanja konsumen yang kuat untuk impor merupakan tanda perekonomian yang kuat, bukan pertanda lemah.

Sementara tingkat inflasi meningkat pada kuartal pertama dan laporan PDB akan mencerminkan kenaikan harga. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi favorit The Fed, kemungkinan naik pada tingkat tahunan sebesar 3%, perkiraan para ekonom, naik dari 1,6% pada kuartal keempat.

Kenaikan ini tidak akan mengejutkan pelaku pasar di Wall Street atau The Fed, namun hal ini memperkuat pandangan bahwa bank sentral kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Pesanan barang tahan lama mendapat peningkatan dari mobil dan pesawat terbang, namun sebagian besar produsen tidak melakukan apa-apa. Investasi bisnis dirugikan oleh tingginya suku bunga acuan. Jumlah pesanan barang tahan lama yang dibuat di AS melonjak 2,6% di bulan Maret, namun sebagian besar peningkatan tersebut terkait dengan mobil baru dan pesawat penumpang. Pesanan hampir tidak meningkat di luar sektor transportasi sebagai tanda pelemahan manufaktur yang sedang berlangsung.

Peningkatan pesanan secara keseluruhan merupakan yang terbesar sejak bulan November, sesuai dengan perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal. Diluar sektor transportasi, angka pesanan untuk barang-barang manufaktur hanya naik sedikit 0,2%, kata pemerintah. Pesanan untuk bulan Februari juga direvisi turun untuk menunjukkan peningkatan yang lebih kecil.

Sementara itu, pesanan inti juga naik 0,2%. Angka tersebut tidak termasuk sektor pertahanan dan transportasi dan dianggap sebagai proksi untuk investasi bisnis yang lebih luas. Suku bunga yang tinggi telah membatasi investasi dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagaimana nilai kontrak pesawat penumpang baru yang melibatkan Boeing melonjak 31% di bulan Maret untuk mendukung peningkatan utama dalam pesanan barang tahan lama. Boeing kembali menerima pesanan setelah jeda produksi untuk mengatasi masalah keselamatan yang berpusat pada pesawat jet 737 Max miliknya.

Pemesanan untuk otomotif juga naik 2,1% dan menandai kenaikan kuat kedua berturut-turut. Produsen mobil berada di jalur yang tepat untuk meningkatkan penjualan lagi pada tahun 2024 meskipun tingkat penjualannya tinggi.

Sebagian besar kategori barang manufaktur lainnya hanya mengalami sedikit perubahan.

Pengiriman barang inti ke pelanggan naik tipis 0,2% di bulan Maret, bulan terakhir kuartal pertama. Angka-angka ini membantu menentukan produk domestik bruto, yang merupakan kartu skor resmi perekonomian. Pengiriman hampir tidak mengalami perubahan dalam tiga bulan pertama tahun ini dan sepertinya tidak akan banyak membantu PDB pada kuartal pertama. Laporan itu keluar pada hari Kamis.

Dari uraian tersebut, terlihat bahwa sektor manufaktur sedang mengalami pencairan perlahan-lahan setelah terhenti selama beberapa tahun, namun sektor bisnis kemungkinan tidak akan memanas sampai inflasi turun lebih jauh dan Federal Reserve memangkas suku bunga. Mungkin perlu beberapa waktu lagi sebelum hal itu terjadi.

Selanjutnya pelaku pasar akan menantikan sejumlah agenda ekonomi. Berita yang kurang menggembirakan dari sektor barang tahan lama ini telag mengurangi harapan percepatan belanja peralatan. Hal ini terus menjadi titik lemah dalam perekonomian AS yang menguat.