ESANDAR, Jakarta – Secara mengejutkan, Sabtu (26/05) terjadi pertemuan antara pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di Panmunjom. Pertemuan ini adalah perubahan dramatis terbaru dan membawa perubahan diplomatik secara tiba-tiba dalam sepekan.
Pertemuan ini sekaligus tanda terkuat bahwa kedua pemimpin Korea itu mencoba untuk mempertahankan lagi masa depan pertemuan puncak itu pada jalurnya. Menurut Moon, Korut dan AS belum menemui konsensus mengenai definisi denuklirisasi. Moon mengatakan perbedaan tersebut sebaiknya dibahas bersama melalui diskusi rapat kerja. “Meskipun mereka memiliki niat yang sama, perlu ada diskusi terkait roadmap untuk merealisasikan itu dan ini bisa menjadi proses yang sulit,” kata Moon.
Sehari berselang kemudian, para pejabat AS tiba di Korea Utara pada hari Minggu untuk membantu merencanakan pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, sehari setelah para pemimpin kedua Korea mengadakan pertemuan kejutan mereka sendiri, dalam ledakan diplomasi akhir pekan yang bertujuan menghidupkan kembali pertemuan setelah Trump tiba-tiba membatalkannya minggu lalu.
Delegasi AS – termasuk Sung Kim, mantan pejabat tinggi Washington untuk masalah nuklir Korea Utara dan duta besar saat ini untuk Filipina, dan Allison Hooker, seorang spesialis senior Dewan Keamanan Nasional untuk masalah-masalah Korea – akan bertemu dengan para pejabat Korea Utara selama mereka perjalanan, orang yang akrab dengan masalah itu berkata.
Delegasi itu akan tinggal di Korea Utara hingga Selasa besok, imbuh sumber ini. Departemen Luar Negeri AS membenarkan terjadinya pembicaraan antara pejabat Amerika dan Korea Utara untuk mempersiapkan KTT nanti. Pertemuan itu, katanya, berada di Panmunjom, desa gencatan senjata antar-Korea tempat para pemimpin kedua Korea kini bertemu pada hari Minggu.
Secara terpisah, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan pada hari Minggu bahwa Kim Jong-un secara pribadi menegaskan kembali komitmennya untuk “sepenuhnya denuklirisasi Semenanjung Korea” ketika kedua orang itu bertemu untuk pertemuan puncak antar-Korea yang mengejutkan pada hari Sabtu.
Pertemuan Sabtu kemarin dilakukan menyusul Trump yang membatalkan rencana pertemuan dengan Kim di Singapura 12 Juni nanti. Akan tetapi, Trump berbalik arah dan mengatakan bahwa komunkasi dengan Korut masih berjalan dan pertemuan masih bisa terjadi. “Dialog dengan Korut berjalan dengan baik. Rencana pertemuan 12 Juni di Singapura belum berubah. Kita lihat apa yang akan terjadi,” kata Trump. Amerika tidak yakin Kim akan melucuti program nuklir seluruhnya, sementara Moon mengatakan Korut tidak yakin akan jaminan keamanan yang diberikan AS. (Lukman Hqeem)