Bursa saham unggulan AS berakhir melemah pada perdagangan di hari Kamis (19/10/2023) waktu setempat atau Jumat dinihari di Indonesia. Jatuhnya pasar setelah investor mempertimbangkan komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Pasar mencoba menentukan apakah Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama atau mengambil sikap lain.
Ketua Fed Powell menyampaikan pidatonya di Economics Club of NY. Pada awalnya, pasar saham melonjak lebih tinggi setelah pernyataannya dirilis dimana indeks S&P 500 naik dari posisi datar di hari ini menjadi kenaikan sekitar 0,6%. Namun, setelah sesi tanya jawab dilakukan, pasar kembali berfluktuasi.
Sementara itu imbal hasil Treasury AS tenor 10 Tahun naik mencapai sesuai target sebesar 5%. Pasar sendiri terus memantau perkembangan di Timur Tengah dan mengkhawatirkan meluasnya perang sehingga mendorong kenaikan harga minyak mentah lebih dari 2% .
Sentimen kenaikan imbal hasil Obligasi AS ditambah dengan kenaikan harga mintak membuat perdagangan terganggu dengan indek SPX ditutup turun 0,85% pada 4.278. Indek acuan bangkan berpotensi untuk sekali lagi mengancam support oleh kenaikan rata-rata pergerakan (MACD) 200 hari, yang berakhir pada hari Kamis tepat di bawah 4,229.
Pernyataan Powell sedikit bernada dovish dibandingkan pejabat Fed lainnya baru-baru ini. Dia menyebut pengetatan kondisi keuangan baru-baru ini sebagai hal yang signifikan. Dia juga berbicara tentang meningkatnya ketegangan geopolitik yang menimbulkan risiko terhadap aktivitas ekonomi global. Namun, di sisi lain dia juga tidak menghapus bias yang lebih tinggi untuk jangka panjang karena inflasi belum turun ke tingkat yang mungkin lebih nyaman bagi The Fed.
Terlepas dari gambaran yang kacau ini, menurut FedWatch Tool ada kemungkinan 99% jeda kenaikan suku bunga lagi pada pertemuan FOMC tanggal 31 Oktober-1 November. Faktanya, pasar masih mengatakan bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunganya, dan kini terdapat sedikit bias terhadap penurunan suku bunga pada bulan Juni 2024.