Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Harga emas kokoh bertengger di sekitar level tertinggi yang tak terlihat dalam dua minggu ini pada $1.780 per troy ons. Harga menyolidkan kemenangan beruntun selama tiga hari ini pada perdagangan hari Kamus (01/12/2022).

Sentimen kenaikan harga Emas berpijak pada pesan bernada dovish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Ia menyegel kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada bulan Desember. Lewat penegasan Powell ini, Dolar AS menjilat lukanya di seluruh papan perdagangan.

Disisi lain, optimisme pasar mengemuka atas kemungkinan pembukaan kembali China. Ini akan menjadi pertanda baik untuk asset berisiko, sehingga mendorong harga Emas naik pula dengan mengorbankan Dolar AS sebagai asset safe haven.

Pasar selanjutnya akan mencerna sejumlah data ekonomi AS yang beragam menawarkan gambaran beragam tentang keadaan ekonomi Amerika, berkolaborasi dengan pelemahan Dolar AS. Semua mata sekarang tetap terfokus pada rilis Nonfarm Payrolls (NFP) AS di hari Jumat, karena Fed memasuki ‘periode pemadaman’ menjelang pertemuan kebijakan moneter 13-14 Desember. Sementara itu, inflasi PCE Inti AS dan data PMI Manufaktur ISM juga dapat diteliti dengan cermat.

Secara teknis, harga emas perlu penembusan yang jelas di atas tertinggi empat jam sebelumnya di $1.780 untuk memulai kenaikan baru menuju tertinggi bulan sebelumnya di $1.787. Pintu kemudian akan dibuka menuju SMA200 satu hari di $1.796, dengan target bullish berikutnya terlihat di ambang $1.800.

Alternatifnya, support langsung diperkirakan di $1.772, titik pivot R1 satu minggu, di bawahnya tertinggi hari sebelumnya di $1.770 akan diuji. Lebih jauh ke selatan, dukungan satu hari Fibonacci 23,6% di $1.765 akan mulai berlaku. Tertinggi minggu sebelumnya di $1.761 akan menjadi hal yang sulit untuk ditembus oleh beruang Emas.