Dow Jones

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Perdagangan di lantai bursa saham AS awal bulan ini menjadi awalan yang buruk untuk mengawali perdagangan di kwartal kedua. Volatilitas yang tinggi terbukti menggangu bursa saham selama beberapa minggu terakhir.

Baik indek bursa saham Dow Jones dan S&P 500 memecahkan rekor kenaikan kwartal pertamanya. Pun demikian, bersama dengan Nasdaq mereka juga mencatatkan penurunan tajam untuk bulan Maret. Secara historis, perdagangan di bulan April telah menjadi bulan yang kuat untuk saham, termasuk tahun terkuat untuk Dow Jones.

Kebijakan perdagangan terus menjadi yang terdepan di benak para investor setelah China mengumumkan tarif balasan atas sekitar 130 barang AS, termasuk 25% untuk produk babi AS dan 15% untuk buah. Ini berarti Cina menepati janjinya dalan aksi nyata membalas terhadap tarif Trump pada impor baja dan aluminium Cina.

Trump justru meningkatkan serangannya terhadap praktik bisnis Amazon pada hari Sabtu. Lewat cuitan di akun media sosial, dia mengatakan bagaimana Layanan Pos AS kehilangan uang setiap kali ia mengirimkan paket Amazon, sebuah pernyataan yang menurut orang lain dianggap kontradiksi. Efeknya, saham Amazon jatuh 5,2% pada hari Senin; Saham ini turun lebih dari 6% selama sebulan terakhir.

Sementara sejumlah saham teknologi dan internet juga layak menjadi fokusperhatian. Pasalnya sektor ini masih merupakan salah satu sektor dengan kinerja yang paling kuat tahun ini. Kini mengalami volatilitas yang besar. Facebook Inc., Tesla Inc. dan Amazon.com Inc.  telah bergerak curam akhir-akhir ini, dan mereka semua jatuh di sesi Senin.

Data ekonomi yang menjadi perhatian pasar antara lain Indeks manajer pembelian manufaktur IHS Markit. Indek ini mencapai posisi tertinggi dalam tiga tahun diangka 55,6 pada bulan Maret. Mengalami kenaikan dari posisi sebelumnya di 55,3.

Kedua adalah laporan Indek manufaktur ISM untuk bulan yang sama, diangka 59,3 mengalami penurunan dibandingkan dengan angka bulan sebelumnya pada 60,8. Meski menurun, namun masih mengalami pertumbuhan, sebaliknya jika angkanya dibawah 50 akan menunjukkan adanya kontraksi.

Sementara itu, indek belanja konstruksi, naik tipis 0,1% pada Februari ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar $ 1,27 triliun, demikian dilaporkan oleh Departemen Perdagangan AS. Sejumlah ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan pertumbuhan 0,3%, dibandingkan dengan pembacaan tidak berubah pada bulan Januari.

Ketakutan pasar akan serangan balik Cina terbukti, hal ini membuat kepanikan dan memicu aksi jual. Pasar was-was bahwa hal ini masih akan belum berakhir dan bisa semakin meluas. Sementara itu, aksi ambil untung atas sejumlah saham teknologi paska kenaikan tajamnya beberapa waktu lalu, semakin membebani pasar saham. Sebagaimana sebelumnya, setiap sektor industri terlihat bersinar dengan kenaikannya, biasanya Wall Street dalam kondisi yang tidak prima.