Bursa saham di Wall Street bersiap memasuki wilayah koreksi

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham AS turun tajam pada Senin (02/04/2018), bentuk volatilitas ditengah sesi perdagangan yang kuat oleh dorongan ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan AS, serta melemahnya sektor teknologi dan internet.

Sebanyak 11 sektor perdagangan di bursa S&P 500 jatuh dimana delapan diantaranya bahkan melemah diatas 2%. Pelemahan pasar meluas, tidak hanya disektor teknologi namun juga di sektor konsumen. Hal ini menyeret indek S& P 500 ke area negatif untuk pertama kalinya di tahun ini. Terkoreksi 10% dari posisi puncaknya, indek S&P 500 dalam jarak yang mencolok di wilayah koreksi.

Indek saham ini berakhir dibawah rata-rata pergerakan 200 harinya. Ini kejadian yang pertama kali sejak Juni 2016. Dimana saat ini Inggris memutuskan Keluar dari Uni Eropa. Indek S&P 500 kehilangan 59 poin menjadi 2,581, penurunan sebesar  2,2%. Hanya 13 komponen S & P berakhir menghijau di hari Senin.

Secara teknis, hal yang harus diwaspadai adalah penutupan Dow Jones yang juga berada dibawah. Ini menjadi pengukur momentum jangka panjang dalam suatu aset. Indek Dow Jones turun 458.92 poin, atau 1.9%, menjadi 23.644.19. Kerugian meluas di saham-saham unggulan, dimana hanya satu dari 30 komponen yaitu UnitedHealth Group Inc  yang mampu berakhir di wilayah positif. Semua 30 komponen berada di bawah rata-rata pergerakan 50 hari mereka, pertanda bahwa momentum jangka pendek mungkin masih mengarah turun.

Indek Nasdaq turun 193 poin, atau 2,7%, menjadi 6.870. Sepanjang tahun ini, Indek Nasdaq telah turun 0,5%. Indeks saham teknologi ini juga mendekati wilayah koreksi, yang didefinisikan sebagai penurunan setidaknya 10% dari puncak. Meskipun penarikan seperti itu biasa terjadi, secara historis, Nasdaq belum mengalami koreksi sejak Februari 2016.

Perdagangan awal bulan ini menjadi awalan yang buruk untuk mengawali perdagangan di kwartal kedua. Volatilitas yang tinggi terbukti menggangu pasar selama beberapa minggu terakhir. Baik indek Dow Jones dan S&P 500 memecahkan rekor kenaikan kwartal pertamanya. Pun demikian, bersama dengan Nasdaq mereka juga mencatatkan penurunan tajam untuk bulan Maret. Secara historis, perdagangan di bulan April telah menjadi bulan yang kuat untuk saham, termasuk tahun terkuat untuk Dow Jones. (Lukman Hqeem)