ESANDAR, Jakarta – Bursa Saham AS berakhir merah pada hari Selasa (19/06), karena investor banyak yang melepaskan sahamnya menyusul ancaman terkini dari Presiden Donald Trump dalam Perang Dagang dengan Cina.
Trump mengisyartkan akan mengenakan tariff impor baru senilai $ 400 miliar pada barang-barang Cina. Pengumuman itu meningkatkan perselisihan antara dua ekonomi terbesar di dunia, sehingga mengguncang investor.
Indek bursa saham Dow Jones turun 1,2%, atau 287,26 poin, ditutup pada 24.700,21, terseret oleh penurunan tajam dalam perdagangan sejumlah saham unggulan sektor Industri, seperti saham Boeing Co. dan Caterpillar Inc. serta 3M Co. Dow Jones sempat turun sebanyak 420 poin. Penurunan ini menandai penurunan keenam berturut-turut, terpanjang sejak Maret 2017. Penurunan ini sekaligus menghapus semua keuntungan sejauh perdagangan di tahun ini. Dow Jones turun sekitar 0,1% dari catatan angka tahun ke tahun. Sementara indek bursa saham S&P 500 jatuh 11,18 poin, atau 0,4%, menjadi 2,762.57. Indeks bursa saham Nasdaq juga jatuh 21,44 poin ke 7,725.59, turun 0,3%.
Meski ada upaya menghindari resiko oleh para investor. Sejumlah sektor saham mengalami perdagangan yang positif. sektor utilitas naik 1,1%, telekomunikasi naik 1,4%, real estate naik kurang dari 0,1%, dan kebutuhan pokok naik hanya 0,5%. Semua sektor tersebut dianggap sebagai kelompok defensif. Saham-saham material dan industri, yang keduanya memiliki dampak besar terhadap ketidakpastian perdagangan, jatuh sekitar 2%.
Setelah Beijing melakukan pembalasan terhadap tarif yang direncanakan di AS senilai $ 50 miliar, Trump kembali meminta Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer pada Senin malam kemarin untuk mengidentifikasi $ 200 miliar lebih banyak dalam produk-produk Cina yang dapat dikenakan tarif 10%. Presiden AS juga mengancam akan menambah lagi senilai $ 200 milyar lebih jika Cina mencoba membalas terhadap tarif tambahan baru tersebut.
Menanggapi perkembangan ini, seorang juru bicara dari Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan Cina tidak akan punya pilihan selain mengambil langkah-langkah komprehensif sebagai balasan atas langkah perdagangan AS, demikian seperti dikabarkan oleh Kantor Berita Xinhua.
Sebaliknya, penasehat perdagangan Trump, Peter Navarro, mengatakan pada hari Selasa bahwa tarif terhadap Cina akan “pada akhirnya bullish” untuk bisnis Amerika, karena pemerintah mencoba untuk membawa “perubahan struktural.”
Perkembangan ini membuat para investor yang selama berbulan-bulan telah khawatir dengan ketegangan perang dagang ini bisa menjadi menjadi angin sakal yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi global dimasa depan. Secara khusus, mereka mengkhawatirkan produk domestik bruto (PDB) AS diperkirakan akan melambat , meski masih akan tetap positif selama beberapa tahun mendatang.
Perkembangan ini juga disikapi oleh bursa saham Asia secara brutal. Sejumlah saham Cina mengalami penutupan terburuk dalam dua tahun. Sebaliknya saham emiten pemasok perangkat ke Apple Inc mendapatkan dorongan kenaikan setelah laporan pada hari Senin bahwa chief executive perusahaan, Tim Cook, telah mengunjungi Gedung Putih bulan lalu untuk memperingatkan bahwa memberlakukan tarif pada barang-barang Cina bisa merugikan pembuat iPhone. Saham Apple diketahui kemudian turun 2,1%.
Ini akan menjadi mempi buruk,… sangat buruk, kecuali ini adalah permainan game seperti yang disebut ‘Art of the Deal‘. Bagaimanapun, perusahaan AS lebih terlindungi dari kejatuhan pasar dari adanya hambatan perdagangan dibandingkan negara maju lainnya, yang telah memungkinkan AS untuk mengambil alih tarif ini, merujuk pada meningkatnya ketegangan perdagangan.
Sementara pada perdagangan di bursa lainnya, bursa Saham Eropa berakhir lebih rendah di seluruh papan perdagangan. Bursa saham Asia termasuk bursa saham Shanghai ditutup naik 3,8%. Indeks bursa saham Nikkei 225 tergelincir 1,8% karena investor mencari aset yang lebih aman dari lonjakan yen Jepang dalam perdagangan USDJPY, yang melonjak 0,7% terhadap dolar menjadi ¥ 109,81.
Indek Dolar AS sendiri naik 0,3% menjadi 95,093. Memberikan pukulan kuat kepada Poundsterling Inggris dengan mengirimnya hingga menembus level dibawah $ 1,32. Bahkan membuat harga emas pun terseok tajam dengan turun $ 1,50, atau 0,1%, ke harga $ 1,278.60. harga minyak mentah juga ikut terpukul dengan penguatan Dolar AS dengan turun 1,2% ke harga $ 65,07 per barel.
Indikator ekonomi terkini menunjukkan data pembangunan rumah baru dibulan Mei mengalami kenaikan ke posisi tertinggi dalam 11 tahun ini. Angka ini lebih baik dari perkiraan sebelumnya. (Lukman Hqeem)