ESANDAR, Jakarta – Seminggu setelah perang kata-kata yang intensif, perang dagang memasuki babak baru setelah AS mengumumkan tariff baru atas sejumlah barang dari Cina. Sebaliknya, Cina juga melakukan langkah serupa dengan membuat tuntutan tariff atas barang dari Paman Sam. Uni Eropa memulai langkah penyelidikan untuk melindungi industri baja mereka dari kebijakan AS ini.
Beijing meminta AS untuk memberikan kompensasi atas perdagangan yang hilang karena tarif yang diusulkan Presiden Donald Trump pada komoditas baja dan aluminium. Ini merupakan langkah awal yang menyebabkan perselisihan antara kedua negara tersebut hingga dibawah ke sidang Organisasi Perdagangan Dunia.
Dalam dua pengajuan dengan WTO pada hari Senin, China menolak pernyataan AS bahwa tarif logam dilembagakan atas dasar keamanan nasional, dengan alasan bahwa mereka adalah tindakan pengamanan – pembatasan perdagangan sementara yang ditujukan untuk melindungi produsen domestik.
China menanggapi tindakan AS dengan mengancam untuk mengenakan tarif pada $ 3 miliar impor AS – termasuk produk pertanian, baja dan aluminium – dan duta besarnya untuk AS mengatakan semua opsi ada di atas meja, meskipun negara Asia tidak ingin perang dagang. Retribusi diperkirakan akan mempengaruhi ekspor baja dan aluminium China senilai $ 689 juta ke AS, menurut data yang diterbitkan oleh Peterson Institute for International Economics.
Jika AS menolak argumen China bahwa langkah-langkahnya adalah pengaman, China mungkin meminta bantuan kepada WTO untuk menengahi perselisihan dalam proses perselisihan resmi. China mengatakan pihaknya berhak untuk mengajukan sengketa di kemudian hari, menurut pengajuan.
Secara terpisah, Uni Eropa mengambil langkah pertama menuju perlindungan produsen baja berbasis UE pada hari Senin ketika Komisi Eropa membuka penyelidikan “pengamanan” ke dalam apakah 25% retribusi pada baja asing yang diberlakukan minggu lalu oleh Trump bisa mengalihkan pasar UE ke belahan lain dunia. Penyelidikan ini menandai bagian defensif dari strategi tiga cabang yang dibuat oleh UE untuk menanggapi tarif baja AS dan retribusi 10 persen untuk impor aluminium. Bersambung…(Lukman Hqeem)