Dolar AS menguat atas mata uang lainnya, meski akhirnya terbatasi oleh sentimen domestik.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Kekuatan Dolar AS tergerus diperdagangan akhir pekan kemarin. Memberikan peluang sejumlahmata uang lainnya untuk menguat. Namun sejumlah indikator domestik membatasi kenaikan masing-masing pasangan mata uang tersebut.

Pasangan mata uang EURUSD sempat menguat diawal sesi. Penguatan ini menyusul laporan dari Bloomberg bahwa sebagian eksekutif ECB berpikir mengantisipasi kenaikan inflasi dan suku bunga 2019. Sementara itu, indikator ekonomi Jerman menunjukkan tingkat pesanan produksi naik kuat 1,1% selama bulan Mei meningkat 1,7% secara tahunan.

Sentimen lain, Kanselir Jerman Angela Merkel bersedia memangkas tarif impor ke Uni Eropa pada sektor otomotif sebagai upaya membalas tariff impor dari AS.

Poundsterling berada di bawah tekanan jual setelah laporan dari Bloomberg bahwa pemerintah Jerman tidak yakin dengan rencana PM. Theresa May terkait hubungan bea cukai pasca BREXIT. Pada perdagangan GBPUSD, gagal untuk memenuhi harapan untuk naik karena rilis risalah pertemuan FOMC dibulan Juni. Dalam risalah tersebut, terlihat bahwa para eksekutif Bank of England melihat adanya peningkatan risiko di sekitar kebijakan perdagangan.

Gubernur Bank Sentral Inggris, Mark Carney menyatakan adanya peningkatan kepercayaan diri akan kondisi ekonomi Inggris yang bisa berkinerja lebih baik setelah adanya perlambatan terkait kondisi cuaca di kwartal pertama tahun ini.

Aussie terus memperpanjang penurunan dari level tinggi 0,7400. Koreksi pasangan AUDUSD ini bahkan telah menyentuh level terendah 0,7372 setelah rilis risalah pertemuan FOMC terbaru. Risalah dari rapat pada tanggal 12-13 Juni kemarin mengisyaratkan bahwa The Federal Reserve bersedia menaikkan suku bunga utamanya menjadi 1,75-2,0%, dengan melihat indikator adanya ekspektasi inflasi jangka panjang namun sedikit berubah dan tetap seimbang. FOMC sendiri masih melihat program kenaikan suku bunga secara bertahap tetap diperlukan di tengah kondisi ekonomi yang kuat.

Yen cukup stabil, pasangan mata uang USDJPY beradai di kisaran level 110,60 setelah rilis risalah FOMC. Sementara Dolar AS bergerak naik. Pelaku pasar masih memfokuskan perhatiannya pada perkembangan Perang Dagang AS dengan sejumlah mitra dagangnya. Sektor ekspor Jepang diperkirakan akan terpukul oleh kebijakan perang dagang AS ini.

Swiss Franc hanya mengalami sedikit perubahan dalam perdagangan diakhir pekan kemarin. Indek ekonomi Swiss, data inflasi CPI untuk bulan Juni menunjukkan adanya kenaikan dalam tingkat tahunan sebesar 1,1%. Kenaikan ini masih sesuai dengan harapan ekonom, bahkan lebih tinggi dari data CPI bulan Mei sebesar 1,0%.

Bank Sentral Swiss sejauh ini masih tidak menunjukkan niat untuk menaikkan suku bunga karena mereka percaya bahwa kondisi ekonomi Swiss saat ini sudah terlalu tinggi. Franc Swiss telah kehilangan nilainya sebesar 3% terhadap dolar dan naik 1% terhadap Euro. Pasangan mata uang USDCHF hanya bereaksi naik sedikit setelah rilis risalah rapat kebijakan FED dini hari tadi. (Lukman Hqeem)