Harga emas datar di awal sesi Asia pada hari Kamis (16/11/2023) karena dolar menguat setelah data penjualan ritel AS yang kuat, mengimbangi dukungan dari harapan bahwa Federal Reserve telah mencapai akhir siklus pengetatan.
Pada perdagangan di pasar spot, harga emas sedikit berubah pada $1,958.79 per ounce, pada 08.28 WIB. Sementara dalam perdagangan emas di bursa berjangka AS turun 0,1% menjadi $1,961.70.
Dolar AS sendiri bertahan setelah berusaha bangkit kembali semalam karena data ekonomi AS yang kuat mengaburkan prospek kapan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya. Greenbacks yang lebih kuat membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Dalam laporan ekonomi terkini, disebutkan bahwa harga produsen AS mengalami penurunan terbesar dalam tiga setengah tahun pada bulan Oktober di tengah penurunan tajam harga bensin, yang merupakan indikasi terbaru dari meredanya tekanan inflasi.
Selain itu juga di laporkan bahwa angka penjualan ritel AS turun untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada bulan Oktober, menunjukkan melambatnya permintaan pada awal kuartal keempat yang semakin memperkuat ekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga.
Sebelumnya pada hari Selasa, disebutkan bahwa harga konsumen utama AS datar di bulan Oktober, dibandingkan ekspektasi kenaikan 0,1%. CPI Inti, sebesar 0,2%, juga berada di bawah perkiraan 0,3%.
Presiden Fed San Francisco Mary Daly juga telah memperingatkan agar tidak menunda siklus kenaikan suku bunga terlalu cepat, pada hari Rabu. Sementara para pedagang memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunganya tidak berubah pada bulan Desember dan memperkirakan akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan Mei, menurut alat CME FedWatch.