Indek saham Nikkei Jepang menghentikan reli sepanjang empat hari sebelumnya di hari Selasa (09/08/2022) karena pendapatan kuartalan yang lemah oleh kelas berat membebani pasar, dengan investor menunggu laporan utama data inflasi AS. Indek Nikkei ditutup turun 0,88% pada 27.999,96. Mereka telah melambung ke atas dan di bawah 28.000 sepanjang hari, namun akhirnya menetap tepat di bawah level resisten psikologisnya.
Terlihat bahwa banyak investor tidak ingin bergerak sebelum rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS hari Rabu dimana pasar juga cenderung sepi selama turnamen bisbol sekolah menengah musim panas yang sedang berlangsung di Jepang.
Dari 225 komponen Nikkei, 155 mengalami kerugian, tiga datar, dan 67 mengalami kenaikan. Sektor teknologi adalah sektor dengan kinerja terburuk, turun 2,33% secara keseluruhan. Satu-satunya sektor yang naik adalah energi, naik 1,44%.
Saham Japan Steel Works Ltd dan Tokyo Electron Ltd turun paling banyak pada masing-masing 9,17% dan 8,25%, setelah rilis pendapatan kuartalan mereka pada hari Senin. Saham SoftBank Group Corp turun 7,02% pada pendapatannya, setelah mengumumkan PHK di divisi investasi Vision Fund setelah rekor kerugian kuartalan.
Diyakini pasar bahwa awalnya sejumlah laporan emiten tidak seburuk yang diharapkan, namun demikian suasana itu berubah setelah paparan yang disampaikan oleh Tokyo Electron dan SoftBank Group.
Bahkan saham raksasa video game Jepang Sony Group Corp dan Nintendo Co Ltd yang telah merilis hasil mereka pada minggu-minggu sebelumnya, juga nampak terpengaruh oleh laporan pendapatan emiten Nvidia yang menunjukkan pelemahan di pasar game. Saham Sony harus turun 2,47%, sementara Nintendo kehilangan 0,71%. Pendapatan Nvidia adalah katalis yang mengirim indeks S&P 500 ke wilayah negatif semalam, direktur ekonomi NAB, Tapas Strickland, menulis dalam sebuah catatan.
Sementara saham perusahaan perangkat lunak keamanan Trend Micro Inc adalah yang berkinerja terbaik, naik 13,49% di tengah berita bahwa investor aktivis ValueAct Capital Partners membangun 8,7% saham.