ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Indeks AS berusaha naik jelang pemilu sela AS yang sangat dipantau ketat investor. Investor mengamati dengan seksama hasil pemilu sela, dimana sebagian besar mengantisipasi perpecahan Kongres dan partai Demokrat mengambil kendali DPR, sementara partai Republik mempertahankan mayoritas Senat.
Jika itu terjadi, akan menciptakan kebuntuan legislatif di Washington, namun biasanya dilihat sebagai hal positif oleh Wall Street. Event pemilu ini tampaknya meredam reli di pasar saham AS hari ini.
Indek S&P 500,naik 0,6% di level 2.755. Indeks Dow Jones, naik 175 poin, atau 0,7%, menjadi 25.637. Indek Nasdaq, naik 0,6% ke 7,376.
Indeks saham Hong Kong menghapus kerugian awal dan berakhir lebih tinggi. Kenaikan ini terjadi setelah Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan bahwa China tidak akan menggunakan kebijakan stimulus moneter yang kuat, tetapi sebaliknya akan mengambil langkah-langkah kebijakan yang ditargetkan untuk mendukung perusahaan swasta dan bisnis yang lebih kecil. Li juga mengatakan China akan meningkatkan upaya untuk mengurangi pajak, biaya dan biaya perdagangan pasar.
Indek Nikkei Jepang ditutup lebih tinggi, terangkat oleh laporan pendapatan domestik yang solid dan pergerakan Yen yang bertahan di zona 113. Namun, kenaikan pasar ini tergolong moderat menjelang pemilu sela kongres AS. Sektor jasa di Jepang terus berkembang pada bulan Oktober, dan pada tingkat yang lebih cepat.
Ini terlihat pada survei terbaru dari Nikkei mengungkapkan skor PMI 52,4. Itu naik dari 50,2 pada bulan September, dan bergerak kembali di atas level psikologis 50 yang memisahkan ekspansi dari kontraksi. Pembacaan Oktober juga menyentuh indeks enam bulan tertinggi. Survei juga mengatakan indeks gabungan naik menjadi 52,5 dari 50,7 sebulan sebelumnya.
Indeks KOSPI Korea Selatan berakhir lebih tinggi, didorong kenaikan pasar Wall Street di hari sebelumnya. Tetapi kenaikan ini dibatasi oleh sikap kehati-hatian investor menjelang pemilu sela AS.
Sementara itu, pejabat tinggi Korea meminta bank sentral untuk mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif hingga tahun depan. Lebih jauh dikatakan bahwa inflasi akan tetap rendah mengingat permintaan domestik yang melambat dan pasar kerja yang lesu.
Gubernur Bank of Korea mengisyaratkan pada beberapa kesempatan dapat menaikkan suku bunga acuan secepatnya pada pertemuan 30 November nanti. Hal ini untuk mendinginkan pasar properti dan memperlambat pinjaman konsumen.