ESANDAR – Pemerintah Jepang pada Selasa (23/03/2021) mengumumkan langkah-langkah untuk membantu usaha bisnis mengah (UKM) dalam meningkatkan dana modal, demikian kata para pejabat pemerintah. Ini merupakan sebuah langkah yang ditujukan untuk mendukung sektor restoran dan bisnis penginapan yang terpukul keras oleh pembatasan virus corona.
Tanggapan pemerintah terhadap pembiayaan perusahaan dalam pandemi sejauh ini terutama menargetkan perusahaan kecil melalui skema seperti penyediaan pinjaman tanpa bunga dan tanpa jaminan. Namun, pandemi yang berkepanjangan telah meningkatkan kebutuhan tidak hanya untuk menanggapi kebutuhan pembiayaan jangka pendek tetapi juga untuk menyediakan dana modal bagi UKM untuk memperkuat basis keuangan mereka, kata para pejabat.
Skema baru ini akan memungkinkan pemberi pinjaman yang didukung pemerintah seperti Bank Pembangunan Jepang dan Bank Shoko Chukin untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan di restoran, penginapan dan industri lainnya. Langkah tersebut menandakan penyimpangan dari praktik saat ini yang tidak mengizinkan pemberi pinjaman yang berafiliasi dengan pemerintah untuk memberikan pinjaman tersebut tanpa pinjaman terkoordinasi dengan pemberi pinjaman swasta.
Di bawah skema baru, pemberi pinjaman yang didukung pemerintah diizinkan untuk memberikan pinjaman subordinasi kepada perusahaan menengah dan besar dengan suku bunga rendah sekitar 1% untuk tiga tahun pertama, dibandingkan dengan 5% atau lebih yang saat ini tersedia dalam banyak kasus.
Pemberian pinjaman yang fleksibel oleh pemberi pinjaman yang didukung negara harus membantu perusahaan meningkatkan pijakan keuangan mereka, memungkinkan mereka meminjam uang dari bank dengan lebih mudah dan menghindari kebangkrutan. Anggaran yang ada akan menutupi biaya skema baru, jadi tidak diperlukan pengeluaran tambahan, kata para pejabat.
Langkah terbaru ini menggarisbawahi kekhawatiran pemerintah bahwa pandemi yang berkepanjangan dan penundaan dalam pemulihan ekonomi dapat memicu kebangkrutan di antara UMKM Jepang. Kebangkrutan terkait COVID berjumlah 1.150 pada 12 Maret, dimana sebanyak 186 bar dan restoran, dan ada 81 hotel dan penginapan, demikian menurut Teikoku Databank, yang merupakan sebuah firma riset kredit swasta.