Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Minyak naik karena pasar khawatir dengan pemotongan pasokan ditengah prospek ekonomi yang memang suram. Harga minyak naik pada perdagangan di hari Selasa (04/07/2023) setelah para pelaku pasar mempertimbangkan rencana pengurangan pasokan di bulan Agustus oleh eksportir utama Arab Saudi dan Rusia, dimana alasan pemangkasan ini adalah prospek ekonomi global yang tidak pasti.

Harga minyak mentah Brent berjangka naik 32 sen, atau 0,42%, menjadi $75,73 per barel pada 15:05 WIB. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di $70,96 per barel, naik 32 sen, atau 0,45%.

Sehari sebelumnya, Arab Saudi telah mengatakan bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) hingga Agustus. Gayung bersambut, Rusia dan Aljazair sama-sama secara sukarela juga menurunkan tingkat produksi dan ekspor mereka untuk Agustus masing-masing sebesar 500.000 bpd dan 20.000 bpd.

Pasar menilai jika langkah ini memang benar-benar diterapkan sepenuhnya, maka akan mengarah pada gabungan pengurangan sebesar 5,36 juta bph yang lebih rendah dibandingkan level produksi di bulan Agustus 2022, mengingat beberapa negara anggota OPEC+ bisa juga tidak dapat memenuhi kuota mereka. Pun demikian, harga sempat turun sekitar 1% di sesi perdagangan sebelumnya, setelah melakukan reli di awal perdagangan. Pasar nampaknya masih ragu dengan kenaikan saat ini, dimana mereka masih melihat prospek ekonomi makro yang suram dapat membebani permintaan lebih lanjut.

Dalam kajian bisnis terkini, menunjukkan adanya aktivitas pabrikan secara global karena permintaan yang lesu baik di China, Eropa hingga AS. Penurunan bahkan lebih rendah pada bulan Juni dan mencapai level rendah yang terakhir terlihat saat terjadi gelombang awal pandemi COVID-19.

Ketidakpastian yang lebih luas ini kemungkinan akan membayangi upaya negara-negara OPEC+ untuk memperketat pasokan. Hal ini jika dikombinasikan dengan ekspektasi suku bunga AS yang lebih tinggi dan kekhawatiran bahwa AS akan bergabung dengan UE kedalam resesi, dapat membuat harga minyak akan terus terbebani.

Terlepas dari upaya terbaik Arab Saudi dan Rusia, harapan untuk mengembalikan harga minyak di atas angka 90 masih akan sulit. Harga justru lebih cenderung berkonsolidasi di antara harga $65 – 70 per barel.

Pasar AS akan ditutup pada hari Selasa untuk liburan Hari Kemerdekaan.