Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Pasar tenaga kerja AS yang ketat masih menambah tekanan inflasi, meskipun tidak seberat yang terjadi pada tahun 2022 dan 2023, menurut penelitian yang diterbitkan pada hari Senin (18/11/2024) oleh Federal Reserve San Francisco. Temuan tersebut, yang didasarkan pada analisis hubungan antara inflasi dan panasnya pasar tenaga kerja yang diukur dengan rasio lowongan pekerjaan terhadap pencari kerja, dapat membantu menginformasikan para pembuat kebijakan Fed saat mereka mempertimbangkan seberapa jauh dan seberapa cepat untuk mengurangi biaya pinjaman jangka pendek.

“Penurunan permintaan berlebih mendorong inflasi turun hampir tiga perempat poin persentase selama dua tahun terakhir,” tulis ekonom Fed San Francisco Regis Barnichon dan Adam Hale Shapiro dalam Economic Letter terbaru bank Fed regional tersebut. “Namun, permintaan yang tinggi terus berkontribusi 0,3 hingga 0,4 poin persentase terhadap inflasi hingga September 2024.”

Bank sentral AS mulai menurunkan suku bunga kebijakannya pada bulan September sebagai respons terhadap perlambatan inflasi dan mendinginnya pasar kerja. Setelah pemangkasan suku bunga kedua awal bulan ini, suku bunga sekarang berada di kisaran 4,50%-4,75%. Para bankir sentral AS yakin bahwa level tersebut cukup tinggi untuk menahan laju ekonomi, tetapi ada perbedaan pendapat internal yang luas mengenai seberapa ketatnya suku bunga tersebut, dan karenanya mengenai kapan dan seberapa besar pemangkasan lebih lanjut akan dilakukan.

Ketua Fed Jerome Powell, yang telah mengikuti penurunan tajam dalam rasio lowongan kerja terhadap pencari kerja dengan saksama, mengatakan bahwa ia yakin permintaan tenaga kerja sekarang berada dalam keseimbangan yang kasar dengan pasokan dan bahwa pasar kerja tidak lagi menjadi sumber tekanan inflasi yang signifikan.

Penelitian Fed San Francisco menunjukkan bahwa pasar kerja terus menjadi sumber inflasi, yang diperkirakan Powell sebesar 2,3% pada bulan Oktober menurut ukuran yang ditargetkan Fed, dan 2,8% menurut ukuran yang tidak termasuk makanan dan energi yang digunakan Fed untuk mengukur tekanan inflasi yang mendasarinya. Bank sentral AS Sendiri menargetkan inflasi sebesar 2%.