Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR – Bursa saham berjangka AS dan dolar naik di awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat (28/06. ketika kandidat pemilu presiden tahun 2024 Joe Biden dan pendahulunya Donald Trump berdebat dalam debat pertama mereka, dimana Trump dipandang menunjukkan penampilan yang lebih kuat daripada lawannya.

Meskipun pemilu masih berlangsung empat bulan lagi, para investor mengantisipasi bahwa kepemimpinan Trump akan berarti pajak perusahaan yang lebih rendah, hubungan dagang yang lebih ketat, dan karenanya harga saham serta imbal hasil obligasi yang lebih tinggi.

Indek bursa saham berjangka AS telah merangkak naik selama beberapa jam terakhir, yang dapat dianggap sebagai tanda bahwa Trump telah melakukan hal yang lebih baik – seperti yang kita semua tahu bahwa dia ramah terhadap Wall Street.

Dolar AS sendiri juga naik terhadap mata uang yang sensitive dengan masalah perdagangan lainnya, termasuk dolar Kanada (USD/CAD).

Bursa saham berjangka memperpanjang kenaikan seiring berlangsungnya perdebatan, dimana Indek S&P 500 naik 0,3% dan Nasdaq naik 0,46%. Indek Hang Seng Hong Kong datar ketika kedua kandidat presiden AS memperdebatkan tarif terhadap Tiongkok, dengan Trump mengkritik Biden karena tidak berbuat lebih banyak.

Biden, yang terkadang terdengar serak dan ragu-ragu, beberapa kali tersandung kata-katanya selama setengah jam pertama debat. Trump melontarkan serangan demi serangan termasuk mengenai cara Biden menangani perekonomian, meskipun pemeriksa fakta menganggap banyak komentarnya menyesatkan atau salah.

Biden mengakui bahwa inflasi telah mendorong harga-harga jauh lebih tinggi dibandingkan pada awal masa jabatannya, namun ia mengatakan bahwa ia layak mendapat pujian karena berhasil memulihkan keadaan setelah pandemi virus corona. Sementara Trump menegaskan bahwa dia telah mengawasi “perekonomian terbesar dalam sejarah negara kita” sebelum pandemi ini terjadi dan mengatakan dia mengambil tindakan untuk mencegah kejatuhan ekonomi yang lebih dalam.

Perdebatan ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan Presiden Biden saat ini menunjukkan “kinerja yang buruk”, memicu peningkatan tajam dalam peluang kemenangan Donal Trump. Hasil ini sekaligus memberikan sinyal jatuhnya mata uang yang sensitif terhadap perdagangan.

Baik Biden maupun Trump mendukung sikap perdagangan yang keras dengan menerapkan dan mengancam tarif, khususnya terhadap Tiongkok. Namun investor ragu mengenai dampak tarif terhadap inflasi. Perkiraan awal, pemilihan umum presiden tahun 2024 menunjukkan peluang Biden turun menjadi 39% dari 45% sehari sebelumnya, sementara peluang Trump naik menjadi 61% dari 55%.

Imbal hasil Treasury AS sedikit naik, dimana obligasi bertenor 10 tahun naik 2 basis poin menjadi 4,313% dan 5 basis poin lebih tinggi untuk minggu ini tetapi sejauh ini masih turun 20 basis poin untuk bulan Juni.

Analis di JPMorgan mencatat bahwa tim Trump telah mengusulkan tarif impor dalam skala besar, yang akan menaikkan harga, sementara pembatasan imigrasi akan memberikan tekanan pada upah dan perpanjangan pemotongan pajak kemungkinan akan menambah utang pemerintah.

Investor diyakini akan melakukan lindung nilai terhadap perubahan yang lebih isolasionis di Amerika Serikat setelah pemilu November. Namun, perlu digaris bawahi agar tidak terlalu memikirkan pergerakan pasar saham berjangka. Ini masih dalam masa-masa awal dengan masih banyak hal yang harus dilakukan. Jangan berasumsi akan ada hasilnya.