Pada akhir pekan, sebagian besar laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat bernada optimis, namun laporan ISM, atas angka PMI sektor jasa nampak suram serta angka Pesanan Pabrik yang membuat imbal hasil obligasi Treasury AS tenggelam. Selanjutnya, pasar akan mencermati angka inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis besok.
Pada hari Jumat (06/01/2023), dilaporkan bahwa angka Nonfarm Payrolls Amerika Serikat (NFP) naik 223.000 pada bulan Desember dibandingkan dengan ekspektasi pasar 200.000 dan kenaikan November sebesar 256.000 (direvisi dari 263.000). Rincian lebih lanjut dari laporan pekerjaan AS Desember mengungkapkan bahwa Tingkat Pengangguran turun menjadi 3,5% dari 3,6% pada November dan 3,7% diharapkan. Lebih penting lagi, rata-rata penghasilan per jam naik 0,3% di bulan Desember dibandingkan 0,4% sebelumnya sementara angka YoY turun menjadi 4,6% dari 4,8% di bulan November.
Selanjutnya, IMP jasa AS dari ISM dilaporkan merosot ke level terendah dalam 31 bulan sambil menunjukkan kontraksi dalam aktivitas dengan angka 49,6 untuk Desember, dibandingkan ekspektasi pasar 55 dan 56,5 yang ditandai pada November. Di baris yang sama, Pesanan Pabrik AS juga merosot, turun 1,8% di bulan November setelah naik 0,4% di bulan Oktober.
Terlepas dari pembacaan data kunci AS yang beragam, pernyataan dari Direktur Federal Reserve wilayah Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa ekonomi AS pasti melambat, yang pada gilirannya menenggelamkan imbal hasil obligasi Treasury AS dan Dolar AS. Meskipun demikian, imbal hasil Treasury 10-tahun AS turun 16 basis poin (bps) menjadi 3,56%, level terendah dalam tiga minggu, sedangkan Indeks Dolar AS (DXY) menandai penurunan harian terbesar sejak 11 November.
Kedepannya, pasar akan mencarmati angka inflasi AS yang akan dirilis pada minggu ini. Data AS yang beragam dan penurunan imbal hasil obligasi Treasury Amerika Serikat baru-baru ini mendorong beberapa pejabat Federal Reserve (Fed) untuk menandai kekhawatiran resesi. Namun, Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang lebih kuat untuk bulan Desember, yang akan dipublikasikan pada hari Kamis, tidak akan ragu untuk mengalihkan fokus pasar pada kekhawatiran kenaikan suku bunga Fed dan dapat mendorong Dolar AS, yang pada gilirannya akan menantang pembeli Emas.