ESANDAR – Dolar AS mencapai level tertinggi terhadap yen Jepang dalam hampir 38 tahun pada perdagangan di hari Rabu (26/06/2024). Spekulasi di kalangan investor sangat tinggi, dimana mereka meyakini bahwa pihak berwenang di Jepang dapat melakukan intervensi untuk memperkuat mata uang negara tersebut. Sementara itu, indek bursa saham utama AS ditutup dengan menguat.
Diplomat mata uang utama Jepang, Masato Kanda, mengatakan pihak berwenang “sangat prihatin dan waspada” terhadap penurunan cepat yen. Yen terpukul karena investor berbondong-bondong beralih ke aset berbasis dolar untuk mengambil keuntungan dari suku bunga AS yang berkisar antara 5,25% hingga 5,5%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan suku bunga di Jepang, yang dinaikkan tahun ini ke kisaran nol hingga 0,1%.
Dolar AS mencapai level terkuatnya sejak Desember 1986 terhadap yen, dan terakhir naik 0,7% pada 160,697 yen. Euro juga melonjak terhadap yen, naik ke 171,79, level tertinggi sejak September 1992. Terakhir naik 0,3% pada 171,625. Indek dolar AS (DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang, naik 0,38% menjadi 106,07, dengan euro turun 0,34% pada $1,0677.
Pada perdagangan di bursa saham utama AS di Wall Street, saham NVIDIA kembali naik setelah saham produsen chip yang menopang kecerdasan buatan ini berakhir naik 0,2%. Saham Amazon Inc bahkan melonjak 3,9%. Indeks kebijaksanaan konsumen S&P 500, naik 2% hari ini.
Indek Dow Jones naik 15,64 poin, atau 0,04%, menjadi 39.127,80, Indek S&P 500 naik 8,60 poin, atau 0,16%, menjadi 5.477,90 dan Nasdaq naik 87,50 poin, atau 0,49%, menjadi 17.805,16.
Presiden AS Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump pada hari Kamis akan menghadiri debat pertama dari dua debat menjelang pertandingan ulang pemilu mereka pada bulan November ini.
Investor juga mencari petunjuk mengenai inflasi AS dan seberapa cepat Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunganya. Para eksekutif Bank Sentral sebelumnya telah mendesak kesabaran dalam penurunan suku bunga. Gubernur Fed Michelle Bowman minggu ini menegaskan kembali pandangannya bahwa mempertahankan tingkat kebijakan stabil “untuk beberapa waktu” mungkin akan cukup untuk mengendalikan inflasi.
Investor menunggu rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS pada hari Jumat, ukuran inflasi pilihan The Fed. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pertumbuhan tahunan PCE akan turun menjadi 2,6% di bulan Mei.
Dalam perdagangan di pasar obligasi, imbal hasil Obligasi AS naik seiring meningkatnya inflasi di negara-negara lain. Imbal hasil obligasi AS tenor 10-tahun naik 9,1 basis poin menjadi 4,329%, dari 4,238% pada akhir Selasa.
Harga komoditi minyak mentah berjangka Brent naik 24 sen menjadi $85,25 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 7 sen menjadi $80,90 per barel. Sementara harga emas merosot ke level terendah dalam lebih dari dua minggu. Harga emas di pasar spot turun 0,8% menjadi $2,301.16 per ounce.
Data ekonomi yang dirilis menunjukkan angka inflasi konsumen Australia meningkat ke level tertinggi dalam enam bulan di bulan Mei.