ESANDAR – Tiga bursa saham utama AS turun sekitar 1% pada perdagangan di hari Selasa (02/04/2024) setelah data menunjukkan permintaan tenaga kerja yang kuat meningkatkan prospek bahwa Federal Reserve dapat menunda pemotongan suku bunga dalam waktu dekat ini. Dolar AS juga mencapai level tertinggi dalam empat bulan namun kemudian melemah, karena ketakutan akan intervensi pejabat Jepang guna memperlambat penguatan dolar terhadap yen. Indeks dolar AS (DXY) akhirnya turun 0,21%, membuat harga Emas mencapai puncak baru.
Pembukaan lapangan kerja di AS, yang mengukur permintaan tenaga kerja, naik tipis 8.000 menjadi 8,756 juta pada hari terakhir bulan Februari, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja AS. Data bulan Januari dalam Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, atau JOLTS, turun menjadi 8,748 juta posisi yang belum terisi. Laporan ini, mencerminkan perekonomian AS masih cukup kuat dan ketika mengkombinasikan dengan data inflasi lain, hal ini mendorong kembali harapan penurunan suku bunga Federal Reserve.
Indek Dow Jones turun 1%, S&P 500 turun 0,72% dan Nasdaq turun 0,95%. Penurunan saham Tesla sebear 4,9% membebani Wall Street setelah pengiriman triwulanan turun untuk pertama kalinya dalam hampir empat tahun dan meleset dari perkiraan Wall Street. Disisi lain, ada keyakinan mengenai penurunan suku bunga dalam waktu dekat telah meyakinkan investor untuk membeli aset-aset berisiko dalam beberapa pekan terakhir.
Imbal hasil Treasury melonjak di hari Senin setelah data manufaktur tumbuh untuk pertama kalinya sejak September 2022 dan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) minggu lalu direvisi lebih tinggi untuk bulan Januari karena belanja konsumen meningkat pada bulan Februari. Data ISM yang melonjak di atas 50, menghapuskan keyakinan penurunan resesi bagi banyak orang dan juga mendorong maju atau justru membatalkan ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat ini. Kondisi ekonomi sama sekali tidak mendukung penurunan suku bunga. Inflasi terlihat tidak memberikan jeda bagi The Fed.
Imbal hasil Obligasi AS dengan durasi lebih panjang naik ke level tertinggi multi-bulan, dengan imbal hasil obligasi tenor 10-tahun yang menjadi acuan pasar, mencapai 4,405%, yang terkuat sejak 28 November. Terakhir naik 2,6 basis poin pada 4,355%. Sementara imbal hasil obligasi tenor 2 tahun, yang mencerminkan ekspektasi suku bunga, turun 2,5 basis poin menjadi 4,693%.
Aktivitas manufaktur zona euro mengalami kontraksi yang lebih tajam pada bulan Maret dibandingkan bulan Februari, karena permintaan terus menurun dan inflasi Jerman menurun. Data inflasi zona euro yang lebih luas akan dirilis pada hari Rabu, dan akan diawasi dengan ketat untuk mengetahui indikasi kapan Bank Sentral Eropa akan menurunkan suku bunganya.
Yen dalam perdagangkan USD/JPY naik 0,03% di 151,57 setelah sebelumnya turun ke 151,79. Mata uang ini diperdagangkan dalam kisaran yang ketat sejak mencapai titik terendah dalam 34 tahun di 151,975 pada hari Rabu, yang mendorong otoritas keuangan Jepang untuk meningkatkan peringatan intervensi. Pada hari Selasa, Menteri Keuangan Shunichi Suzuki menegaskan kembali bahwa dia tidak akan mengesampingkan pilihan apa pun guna menanggapi pergerakan mata uang yang tidak teratur.
Harga minyak mentah Brent sempat naik di atas $89 per barel untuk pertama kalinya sejak Oktober, karena pasokan minyak menghadapi ancaman baru dari serangan Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia. Ukraina menyerang salah satu kilang terbesar Rusia pada hari Selasa (02/04/2024). Harga minyak mentah AS naik $1,44 menjadi $85,15 per barel dan Brent ditutup naik $1,50 pada $88,92 per barel.
Harga emas mencapai rekor tertinggi baru setelah para pialang kembali memburu aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Sebagian besar pelaku pasar mengabaikan kenaikan dolar AS dan menurunnya keyakinan soal penurunan suku bunga AS. Harga emas dipasar spot mencapai titik tertinggi sepanjang masa di $2,276.89 per troy ons. Harga emas di bursa berjangka AS ditutup naik 1,1% pada $2,281.8.