Mario Draghi, Presiden Bank Sentral Eropa.(Ist.)

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Presiden European Central Bank (ECB), Mario Draghi menyatakan bahwa percepatan inflasi di zona Euro relatif kuat. Menurutnya, pemulihan inflasi akan tergantung pada tingkat suku bunga yang tetap rendah hingga musim panas tahun depan.


Pada hari Senin (24/09), Draghi menegaskan bahwa pertumbuhan upah yang terus berlanjut akan semakin memperkokoh laju inflasi. Ditambahkan olehnya bahwa ECB akan tetap berkomitmen untuk mempertahankan suku bunga pada level terendah. Ia secara implisit menolak permintaan dari beberapa pembuat kebijakan untuk memperketat kebijakan moneter lebih cepat.


“Mengarahkan jalur kebijakan suku bunga sangat penting karena jalur inflasi yang dilihat Dewan Pemerintahan bergerak mendekat ke target penyesuaian berkelanjutan – dan masih tergantung pada struktur suku bunga yang mewujudkan harapan kebijakan suku bunga yang konstan hingga periode panjang setelah Desember 2018”, Draghi mengatakan didepan Parlemen Eropa.
Berbeda dengan pernyataan Draghi, Gubernur Bank Sentral Austria Ewald Nowotny mengatakan bahwa dia siap untuk merubah pergerakan suku bunga deposito ECB ke -0,2 % dari -0,4 % sekarang.


Sementara itu, sektor bisnis Jerman dilaporkan diliputi oleh pesimisme. Ini memberikan gambaran bahwa para eksekutif perusahaan menjadi kurang percaya diri mengenai prospek pertumbuhan ekonomi di negara ekonomi terbesar Eropa tersebut.


Adalah Ifo Economic Institute yang mermarkas di Munich mengatakan bahwa indeks iklim bisnis Jerman turun menjadi 103.7 dari 103.9 di bulan sebelumnya yang telah direvisi. Meskipun angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan konsensus dari Reuters, namun secara keseluruhan hal ini memberikan gambaran masih adanya kecemasan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Jerman, yang tentunya akan memberikan pengaruh yang kuat bagi pertumbuhan Eurozone secara keseluruhan.


Namun demikian, menurut kepala Ifo, Clemens Fuest beranggapan bahwa meskipun ada cerminan ketidakpastian disini, akan tetapi ekonomi Jerman dinilai masih tetap kuat untuk menjadi penopang utama laju pertumbuhan Eurozone. Secara keseluruhan sub-indeks tetap pada level tinggi, meskipun sejumlah manajer menilai bahwa situasi bisnis mereka saat ini kurang menguntungkan. Selain itu banyak perusahaan yang memangkas ekspektasi bisnis mereka dari sisi margin.


Hambatan utama datang dari sentimen bisnis yang lemah di sektor manufaktur, sementara di sektor ritel dan jasa justru mengalami perbaikan. Sedangkan di sektor konstruksi mencatat sentimen bisnis yang mencapai rekor tertingginya, seiring banyaknya aliran pesanan di sektor tersebut.


Menteri Ekonomi Jerman, Peter Altmaier mengatakan bahwa ekonomi Jerman kemungkinan akan tumbuh sekitar 2% di tahun ini, yang mana angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan perkiraan pemerintah sebesar 2.3% sebelumnya, bahkan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang disesuaikan sebesar 2.5% yang dicapai oleh ekonomi Jerman pada tahun lalu.


Hal ini terjadi sebagai akibat naiknya suhu perselisihan perdagangan antara AS dan Cina, serta hasil negosiasi yang tidak jelas antara Inggris dan Uni Eropa mengenai Brexit. (Lukman Hqeem)