Perang Suriah Mendorong Kenaikan Harga Emas

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Harga Emas berjangka berakhir lebih tinggi pada perdagangan hari Jumat (13/04). Logam Mulia sempat menurun diawal sesi perdagangan, kemudian melonjak setelah ketegangan AS dengan Rusia dan Cina.

Sentimen ini memberi daya tarik investasi logam mulia naik dan membuat harga emas naik mencatat kenaikan mingguan dalam dua kali kenaikan yang berturut-turut.

Permintaan atas aset safe haven meningkat dengan situasi di Suriah. Pasar sejatinya merasa cemas dengan apa yang akan dilakukan oleh Rusia dalam konflik ini. Eskalasi krisis bisa meningkat mengingat Rusia memiliki pasukan sendiri yang “tertanam” bersama pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad di seluruh negeri.

Harga Emas untuk kontrak pengiriman bulan Juni naik $ 6, atau 0,5%, berakhir di $ 1,347.90 per troy ons. Emas mencatat kenaikan 0,8% untuk minggu ini, menurut data FactSet. Harga telah naik hampir 1,1% pada hari Rabu ke penutupan tertinggi sejak akhir Januari. Harga turun kembali sebesar 1,3% pada perdagangan hari Kamis.

Secara keseluruhan, naik turunnya harga emas saat ini bak “roller coaster”. Melonjak pada perdagangan hari Rabu, oleh sentiment adanya diskusi di belakang tentang upaya AS melakukan serangan udara ke Suriah dan ancaman balasan Rusia. Harga emas kemudian jatuh pada Kamis karena “kekhawatiran serangan udara yang akan segera terjadi dan tindakan militer di Suriah surut di belakang cuitan Presiden Trump yang mengklarifikasi soal kerangka waktu bisa ‘lebih cepat atau lebih lama”.

AS bekerja sama dengan sekutu dalam sebuah rencana luas untuk aksi militer terpadu melawan Suriah, sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia yang diduga dilakukan oleh militer Suriah terhadap warga sipil. Donald Trump bukan tipe presiden yang gemar membuat ancaman kosong. Cepat atau lambat, serangan AS dan Sekutu ke Suriah akan terjadi.

Sementara itu, naiknya ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih tinggi ditahun ini telah menjadi sentiment negative bagi harga emas. Potensi kenaikan ini mendapat dukungan dari hasil risalah pertemuan Federal Reserve yang diumumkan pada Rabu malam. Pengumuman ini sontak memicu kemunduran harga emas pada perdagangan hari Kamis. Disisi lain, pernyataan salah satu pejabat tinggi The Federal Reserve yang bernada Hawkish di Jumat pagi semakin menambah sengsara harga emas.

Suku bunga yang lebih tinggi dapat meningkatkan dolar dan permintaan suram untuk komoditas denominasi dolar, meskipun beberapa kubu akan selalu mempertimbangkan emas sebagai lindung nilai jika inflasi berjalan terlalu panas, bahkan jika the Fed menaikkan suku bunga.

Indeks Dolar AS, DXY, diperdagangkan datar di 89,76. , menyerahkan kekuatan sebelumnya karena data Jumat menunjukkan indeks sentimen konsumen Universitas Michigan pada bulan April turun menjadi 97,8 dari 101,4 pada bulan Maret. Saham AS, sementara itu, bergerak sebagian besar lebih rendah, tetapi berada di jalur untuk kenaikan mingguan yang solid.

Berkenaan dengan Cina, Gedung Putih merencanakan tarif baru dan mengancam untuk memblokir investasi teknologi Cina di AS. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump juga telah mengarahkan  para pembantu senior untuk melihat kemungkinan bergabung dengan Kemitraan Trans-Pasifik, yang dapat menimbulkan tantangan lebih lanjut ke Tiongkok.

Dalam perdagangan logam lainnya, perak naik 1,1% menjadi $ 16,658 per ounce. Harga aluminium telah mengalami kenaikan tajam minggu ini, karena para pedagang bereaksi terhadap sanksi AS terhadap Rusia dan produsen aluminium utamanya. (Lukman Hqeem)