Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

Indek bursa saham Korea Selatan berakhir dengan naik pada hari Rabu (24/08/2022) setelah lima sesi berturut-turut mengalami kerugian, didukung oleh pembelian asing karena dolar AS melemah. Won Korea menguat, sementara imbal hasil obligasi naik. Indek KOSPI ditutup naik 12,11 poin atau 0,50% ke 2.447,45. Indeks telah mencapai level terendah sejak 28 Juli pada hari Selasa.

Investor berhati-hati menjelang data inflasi dan data AS. Isyarat kebijakan Federal Reserve dari simposium bank sentral di Jackson Hole. Di sisi domestik, fokus adalah pada pertemuan kebijakan moneter Bank of Korea pada hari Kamis, dengan kenaikan suku bunga tambahan 25 basis poin secara luas diperkirakan.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan volatilitas meningkat di pasar keuangan dan valuta asing dan bahwa pemerintah akan memantau dengan cermat untuk mencegah krisis apa pun.

Saham-saham kelas berat seperti raksasa teknologi Samsung Electronics harus turun 0,17% dan rekan SK Hynix kehilangan 0,43%, tetapi pembuat baterai LG Energy Solution naik 1,35%.

Dari total 930 saham yang diperdagangkan, 575 saham menguat. Investor asing hanyalah pembeli saham senilai 150,6 miliar won ($ 112,09 juta) di papan utama, memperpanjang pembelian mereka ke sesi keenam. Won terakhir dikutip pada 1,342,1 per dolar di platform penyelesaian dalam negeri dimana pasangan USD/KRW, 0,25% lebih tinggi dari penutupan sebelumnya, mengakhiri penurunan enam sesi beruntun ke level terendah lebih dari 13 tahun.

Dalam perdagangan luar negeri, won tercatat turun 0,3% pada 1.343,2 per dolar, sementara dalam perdagangan forward non-deliverable kontrak satu bulannya dikutip pada 1,342,3.

Di pasar uang dan utang, obligasi negara berjangka tiga tahun September berjangka turun 0,12 poin menjadi 104,70 pada perdagangan sore hari. Imbal hasil obligasi treasury Korea 3-tahun yang paling likuid naik 0,9 basis poin menjadi 3,299%, sedangkan imbal hasil 10-tahun acuan naik 5,5 basis poin menjadi 3,426%.