bursa saham bertaruh dalam persimpangan

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Korea Selatan mengawali perdagangan minggu ini dengan melemah. Pada Senin (19/03/2018), sejumlah investor asing memilih untuk melepaskan posisi mereka mengantisipasi pertemuan The Federal Reserve pada minggu ini.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea KOSPI melemah 8,06 poin atau 0,32 % menjadi 2,485.91 dalam 15 menit pertama perdagangan. Indeks utama naik 1,4 persen selama minggu lalu menjadi 2.493,97. Investor Asing menjual 35 miliar won (US $ 33 juta) saham lokal pada pukul 9:15 pagi. 164 miliar won di sesi sebelumnya.

Para investor memilih posisi menunggu dan mengamati perkembangan pasar, sembari menunggu berbagai isyarat yang timbul dari pertemuan FOMC yang akan berakhir Rabu.

Sejumlah saham unggulan diperdagangkan beragam dilantai bursa. Saham produsen mobil Hyundai Motor Co turun 3,81 %, Samsung Electronics Co naik 0,16 % produsen chip SK hynix inc. naik 0,67 %.  Sementara mata uang lokal diperdagangkan pada level 1.070,20 won terhadap A.S. dolar, turun 4 won dari penutupan sesi sebelumnya.

Bursa Korea mencatatkan diri sebagai salah satu yang terbaik kinerjanya dari negara-negara ekonomi besar di dunia. Berbalik menguat, bursa utama Korea Selatan telah melakukan kenaikan yang solid dari penurunan awal tahun ini. Hasil ini menempatkan pasar saham ini berkinerja ketujuh terbaik di antara ekonomi utama.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea, KOSPI ditutup pada level 2.492,38 pada hari Kamis, naik 1 % dari akhir tahun lalu, menurut data dari Korea Exchange (KRX). Pertumbuhan ini menempatkan pasar Korea Selatan di antara kinerja indeks saham utama yang lebih baik dari kelompok 20 negara atau G-20. Dibanding tahun 2016, KOSPI melonjak 23 %, demikian catatan operator bursa tersebut.

Hasil yang diraih bursa saham Korea Selatan ini diikuti oleh kenaikan Argentina, yang bursanya naik 8,8%, Rusia naik 8 %, Arab Saudi naik 7,2 %, Italia naik 3,9 %  dan Turki sebesar 1,6 %. Rata-rata Indek bursa Dow Jones di Amerika Serikat naik tipis pada periode yang dikutip, meleset 7,1 %, Jerman 4,4 % dan Uni Eropa 2,6 %, menurut KRX. Indek acuan Jepang juga turun 4,2 % dan Cina turun 0,5 % sepanjang tahun ini.

Dengan kondisi pasar global masih terhuyung-huyung dari kekhawatiran Kebijakan pasar, KOSPI justru bisa pulih 95,9 % dari rekor tertinggi 2598.18 yang terbentuk pada 19 Januari 2018. Ini menjadi pemain dengan performa terbaik ketiga di antara negara-negara G20. Dalam hal pemulihan, Turki berada di puncak daftar dengan mampu rebound 97 %, diikuti oleh Brasil dengan 96,9 %. (Lukman Hqeem)