ESANDAR, Jakarta – Korea Utara menerima sebuah proposal untuk mengadakan pembicaraan dengan Korea Selatan pada 9 Januari yang bertujuan mengurangi ketegangan menjelang Olimpiade Musim Dingin bulan depan.
Agenda tersebut akan mencakup tawaran Korea Utara untuk mengirim delegasi ke Olimpiade dan juga hubungan antar-Korea secara keseluruhan, juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Baik Tae Hyun, kepada wartawan hari Jumat. Persiapan untuk apa yang akan menjadi pertemuan formal pertama antara kedua belah pihak sejak 2015 akan dilakukan melalui surat, katanya.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendukung pembicaraan tersebut pada hari Kamis, menyebut mereka “hal yang baik” sambil menyetujui untuk menunda latihan militer sampai setelah kejadian tersebut. Selama 30 menit panggilan telepon, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in meyakinkan Trump bahwa pemerintahnya akan berkoordinasi dengan A.S. dalam pembicaraan tersebut.
Ketegangan mengenai program nuklir Korea Utara mengancam akan menggantung Olimpiade di Pyeongchang, sebuah kota berpenduduk sekitar 50 mil (80 kilometer) dari perbatasan yang memisahkan Semenanjung Korea.
Perkembangan tersebut telah meningkatkan harapan bahwa kemajuan dapat dicapai menuju perundingan yang lebih luas dengan Korea Utara, walaupun hambatan signifikan tetap ada. Korea Utara dan A.S. terus saling mengancam, dengan Kim Jong Un meningkatkan produksi hulu ledak nuklir dan Trump bersumpah untuk terus melakukan kampanye tekanannya.
Korea Selatan mengharapkan lebih banyak pembicaraan selama akhir pekan dengan Korea Utara melalui hotline yang dibuka kembali awal pekan ini, kata Baik. Kedua belah pihak akan membahas kepemimpinan dan komposisi masing-masing delegasi yang berpartisipasi dalam pembicaraan tersebut, katanya. (Lukman Hqeem)