ESANDAR, Jakarta – Harga Emas naik pada perdagangan Selasa (05/06) untuk pertama kalinya dalam tiga sesi terakhir. Koreksi yang terjadi pada Dolar AS membantu logam mulia mendapatkan kembali beberapa minat investasi.
Logam mulia ini kembali ke level $ 1.300-an-ounce, dimana harga penutupan kontrak pengiriman bulan Agustus naik $ 4,90, atau 0,4%, di $ 1,302.20 per troy ons. Harga sempat jatuh di masing-masing dua sesi terakhir. Bahkan harga penyelesaiannya pada Senin di $ 1,297.30 merupakan yang terendah sejak 23 Mei lalu.
Indek Dolar AS ICE menurun kembali dari kenaikan sebelumnya untuk diperdagangkan 0,2% lebih rendah pada 93,828, sementara imbal hasil Obligasi 10-tahun tergelincir 2,3 basis poin menjadi 2,912%, dua hal penting ini menjadi pendukung yang kuat untuk emas.
Dengan hasil perdagangan seperti ini, harga emas menjaga peluang tren kenaikannya kembali. Meski bayang-bayang kenaikan suku bunga AS berada didepan, namun potensi penguatan Emas bisa terjadi oleh kenaikan Euro. Euro sendiri berpotensi naik dengan indikasi ECB akan mengakhiri kebijakan QE nya.
Mengenai kenaikan suku bunga AS, Wall Street cukup optimis akan terjadi pada pertemuan FOMC bulan ini. Pasalnya, indikator ekonomi AS terakhir ini cukup solid. Tingkat pengangguran AS berada pada posisi terendah dalam 18 tahun terakhir ini. Pasar telah mengantisipasi kenaikan suku bunga kali ini.
Data minggu lalu menunjukkan bahwa AS menciptakan 223.000 pekerjaan baru pada bulan Mei, mendorong pengangguran turun ke level terendah 18 tahun 3,8%. Berita itu memperkuat ekspektasi the Fed akan menaikkan suku bunga setidaknya dua kali lagi pada 2018 setelah kenaikan suku bunga Maret, mungkin segera bulan ini.
Kenaikan suku bunga riil berdampak pada biaya peluang memegang emas karena logam tidak memberikan hasil, dan menarik investor untuk bertransformasi menjadi aset berisiko seperti saham. Tingkat yang lebih tinggi juga dapat meningkatkan nilai dolar, yang biasanya bergerak berlawanan arah dengan harga emas.
Di depan ekonomi Selasa, Institute for Supply Management mengatakan survei bisnis, tidak termasuk manufaktur, naik menjadi 58,6 bulan lalu dari 58,8 pada bulan April. Indeks pembelian manajer layanan Markit naik menjadi 56,8 pada Mei dari 55,7. Fase perdagangan saat ini mengarah ke tingkat konsolidasi.
Investor juga melihat perkembangan perang dagang dan geopolitik terbaru. Kekhawatiran kebijakan proteksionis AS muncul kembali ketika negara-negara G7 bersiap untuk bertemu di Kanada minggu ini. Dalam pertemuan ini, AS nampaknya akan berjalan sendiri mengingat kebijakan tariff yang dikenakan atas produk baja dan almunium dari Uni Eropa, Cina, Kanada dan Meksiko.
Negara-negara G-7 akan mengadakan pembicaraan di Kanada pada Jumat dan Sabtu, di mana tarif dan perdagangan kemungkinan akan dibahas. Teguran akhir pekan ini oleh menteri keuangan G-7 dari tarif perdagangan administrasi Trump dapat menambahkan beberapa tekanan pada pertemuan tersebut.
Sementara itu, dalam pembicaraan akhir pekan lalu di Beijing, perunding Cina mempresentasikan paket yang mencakup perusahaan China yang membeli lebih banyak produk pertanian dan energi dari AS, menurut The Wall Street Journal.