Pertumbuhan ekonomi AS akan menjadi yang terbaik di semester kedua tahun ini.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Indikator ekonomi terbaru, berdasarkan harga opsi indeks saham, memprediksi bahwa ekonomi AS siap untuk berkembang dengan kuat tanpa ada tanda-tanda resesi yang terlihat.

George Skiadopoulos, Ph.D.,  professor keuangan dari Queen Mary University London dan University of Piraeus, Yunani memberikan perkiraan yang berbeda dengan mayoritas ekonom lainnya. Ia tidak sendiri, bersama dengan sejumlah koleganya, George Skiadopoulos percaya bahwa pasar keuangan, yang didasarkan pada harapan masa depan, dapat berguna.

Berawal dari krisis keuangan hebat yang dimulai pada Desember 2007. Banyak analis ekonom yang terkejut. Kondisi ini membawa pada kebutuhan baru bagi peramalan ekonomi dimasa depan. Dalam meramalkan kondisi ekonomi dimasa depan, George Skiadopoulos mempergunakan data Pasar Opsi dengan analisa Implied Relative Risk Aversion (IRRA).

Berbeda dengan prediktor ekonomi lainnya, IRRA meramalkan keadaan masa depan ekonomi AS secara lebih akurat karena dibangun oleh harga pasar opsi indeks. Pasar opsi, khususnya, memberi tahu kita sejauh mana investor menolak risiko. Data ini IRRA dapat diperhitungkan dalam ramalan ekonomi. Opsi adalah kontrak yang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual sekuritas yang mendasarinya dengan harga yang ditentukan pada tanggal yang ditentukan.

Pasar opsi cenderung menarik investor yang lebih canggih dari pasar lain yang menjadi indikator ekonomi standar karena mereka menawarkan leverage dan mereka sering menikmati biaya transaksi yang lebih kecil. Akibatnya, harga opsi indeks mencerminkan harapan investor yang diinformasikan terlebih dahulu sebelum harga pasar lain dilakukan, dan karenanya mereka lebih informatif tentang keadaan ekonomi masa depan.

Selain itu, alat peramalan yang sangat tidak konvensional ini memiliki catatan akurasi yang lebih besar daripada variabel prakiraan tradisional pada umumnya. Hal yang patut dicatat karena beberapa ekonom yang mengandalkan indikator tradisional sebelumnya, telah memberikan memperkirakan akan adanya resesi pada tahun 2019, dan semakin banyak yang memprediksi resesi terjadi sekali lagi di tahun 2020.

Dengan menggunakan basis data OptionMetrics Ivy DB (sumber definitif data penentuan harga historis) untuk sebagian besar liquid kontrak opsi indeks saham, yang berdagang berdasarkan Indek bursa saham S&P 500. George Skiadopoulos menemukan Implied Relative Risk Aversion mengungguli indikator ekonomi yang ada setelah digunakan bersama dengan mereka.

Penurunan IRRA memprediksi peningkatan pertumbuhan ekonomi karena investor meningkatkan investasi ketika mereka menjadi kurang risiko. Sebaliknya, peningkatan risk aversion menunjukkan perlambatan pertumbuhan karena investor menurunkan investasi ketika mereka menjadi lebih risk averse.

IRRA saat ini cukup rendah, pada 3,6 untuk Mei, setelah pembacaan 3,7 pada bulan April dan Maret, menyiratkan bahwa pedagang di pasar opsi S & P 500 mengantisipasi peningkatan pertumbuhan ekonomi AS. Posisi tertinggi IRRA terakhir  terjadi pada Desember 2013, ketika IRRA mencapai 6,8. Tak lama setelah itu, ekonomi AS mengalami kontraksi sebesar 0,9% pada kuartal pertama 2014. Bahkan lebih, pada paruh kedua tahun 2007 IRRA meningkat tajam dalam mengantisipasi awal resesi pada bulan Desember tahun itu. IRRA mencapai puncak bersejarahnya pada 9,3 pada Februari 2008. Setelah itu, kedalaman Resesi Hebat diikuti, dengan empat kuartal berturut-turut dari produk domestik bruto (PDB) negatif.

Untuk menguji lebih lanjut teknik peramalan, kami menghitung IRRA untuk Korea Selatan menggunakan perdagangan opsi indeks saham pada Indeks KOSPI 200, opsi indeks saham paling likuid di dunia. IRRA juga berhasil memprediksi pertumbuhan dan kontraksi dalam ekonomi Korea Selatan. Namun, dalam pasar opsi indeks saham yang jauh lebih likuid dari Inggris, Jerman dan Jepang, IRRA tidak begitu informatif dan, karenanya, kurang bermanfaat dalam meramalkan pertumbuhan. Hal ini tidak mengherankan mengingat bahwa konten informasi dari harga opsi dan oleh karena itu IRRA diharapkan akan terbatas untuk pasar opsi yang menunjukkan volume perdagangan yang lebih sedikit.

Berdasarkan hasil penelitian George Skiadopoulos , sangat yakin bahwa IRRA harus dimasukkan dalam daftar indikator ekonomi yang berguna untuk meningkatkan akurasi perkiraan ekonomi baik di Amerika Serikat dan Korea Selatan. (Lukman Hqeem)