ESANDAR, Jakarta – Indikator ekonomi AS terkini menunjukkan angka produksi barang-barang seperti truk baru, pesawat, alat pengeboran dan barang elektronik mengalami kenaikan di bulan Juni. Meski mengalami kenaikan, sejumlah perusahaan mengeluh mereka tidak dapat menemukan pekerja terampil yang cukup atau mendapatkan akses siap untuk persediaan murah.
Menurut laporan Federal Reserve, Output industri naik 0,6% dibulan Juni mengimbangi penurunan yang sama pada bulan Mei. Hasil ini di atas perkiraan pasar. Produksi melaju diangka 6% secara tahunan di kuartal kedua dan tumbuh 3,8% dari tahun lalu. Angka ini mencerminkan peningkatan besar dalam pertumbuhan setelah periode yang tidak bersemangat diawal tahun 2018. Sayangnya, jika sektor utilitas dan penambangan dikeluarkan, produksi barang oleh produsen AS hanya naik 0,8%.
Pembuat mobil nampaknya telah meningkatkan produksi mobil dan truk hampir 8% setelah kebakaran di sebagian besar pemasok sementara mengganggu rantai pasokan pada bulan Mei. Sementara industri pertambangan meningkatkan produksi sebesar 1,2% dalam menunjukkan kuat lain untuk salah satu sektor ekonomi yang tumbuh paling cepat. Harga minyak dan gas alam yang lebih tinggi menarik bor untuk mengekstraksi lebih banyak bahan bakar fosil. Namun produksi di sektor utilitas menurun tajam untuk bulan kedua berturut-turut karena perubahan musim menyebabkan penggunaan daya hunian yang lebih rendah.
Pemerintah juga merevisi produksi utilitas di bulan Mei dengan angka yang menurun, bukan kenaikan kecil sebagaimana awalnya. Akibatnya, produksi industri secara keseluruhan turun 0,5% pada bulan Mei bukannya naik sebagaimana dilaporkan sebelumnya sebesar 0,1%.
Dalam gambaran yang lebih luas, iklim Bisnis dan tingkat konsumsi meningkat pesat di kuartal kedua. Hal ini mendasari kemungkinan perekonomian AS tumbuh pada kecepatan tahunan 4% atau bahkan lebih cepat.
Dengan kondisi yang demikian, terlihat masa depan ekonomi AS bagus untuk saat ini. Jumlah lapangan kerja tinggi, lowongan kerja berada pada rekor tertinggi dan tingkat pengangguran berada pada rekor hampir terendah dalam dua dekade ini.
Sayangnya, kondisi ini dibawah bayang-bayang perang dagang yang dilakukan AS atas sejumlah mitra dagangnya. Ketegangan perdagangan yang memburuk dapat menghantam ekonomi AS jika tidak muncul kompromi.
Paska pengumuman indikator ekonomi ini, indek Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi sedikit. Imbal hasil Obligasi AS 10 tahun naik 7 basis poin menjadi 2,86%. (Lukman Hqeem)