ESANDAR, Jakarta – Bursa saham Asia sendiri mengalami penurunan dalam perdagangan Rabu (12/06/2019). Bursa saham Hong Kong jatuh di sebagian besar pasar Asia yang lebih lemah, karena aksi demonstrasi yang memanas, dan setelah Dow Jones Industrial Average juga mengakhiri kenaikan beruntun enam sesi.
Sebelumnya, Indeks utama di Wall Street menyerah kenaikan awal dan mengakhiri hari sedikit lebih rendah. Di bidang perdagangan, Presiden Donald Trump mengambil kredit untuk menahan pembicaraan perdagangan AS-China, mengatakan ia “tidak tertarik” dalam suatu kesepakatan kecuali China setuju dengan persyaratan yang telah disepakati sebelumnya. “Kami akan melakukan banyak hal dengan China atau kami tidak akan melakukan kesepakatan,” kata Trump.
Indeks Hang Seng turun 1,7% karena pengunjuk rasa kembali berkerumun di jalan-jalan sebagai oposisi terhadap kemungkinan undang-undang ekstradisi baru dengan daratan Cina. Polisi kemudian menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa ketika demonstrasi meletus, ketika anggota parlemen menunda diskusi tanpa batas waktu tentang RUU itu.
Indek Nikkei ditutup turun 0,4% seiring penguatan yen sebagai safe-haven ditengah spekulasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve ditahun ini akibat perlambatan pertumbuhan global yang menekan ekonomi AS.
Indek KOSPI tergelincir 0,1% terimbas dari pelemahan wallstreet pada sesi sebelumnya yang disebabkan dari jatuhnya saham-saham teknologi.
Meningkatnya defisit Korea Selatan menimbulkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi negara tersebut yang juga menekan indeks Kospi. Defisit fiskal dari pemerintah Korea Selatan dilaporkan naik ke level tertingginya dalam delapan tahun terakhir, akibat dari menyusutnya laju pendapatan pajak serta tingkat pengeluaran yang semakin membesar.
Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan, merilis data fiskal operasional yang mengalami lonjakan defisit sebesar 185.3% atau sekitar 25.2 triliun Won hingga mencapai 38.8 triliun Won ($32.9 milliar) selama periode Januari hingga April, dari periode yang sama di tahun sebelumnya saat defisit mencapai 13.6 triliun Won. (Lukman Hqeem)