Investor kembali fokus pada laporan keuangan emiten dan sejumlah data ekonomi.

Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Dengan meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, para investor dan pialang bebas untuk kembali fokus pada laporan keuangan emiten dan data perdagangan Cina pada hari Selasa (17/04).

Pada hari Senin, bursa saham AS melonjak karena ketegangan perdagangan dan gejolak Suriah memudar, hal ini memungkinkan investor untuk mengalihkan perhatian mereka terhadap laba kuartal pertama.

Dolar AS sendiri jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama ke posisi terendah sejak Maret, sementara harga minyak meluncur tergelincir dan Obligasi AS memangkas kerugian.

Potensi kenaikan upah, diperkirakan akan memberikan dorongan kenaikan tingkat belanja konsumen AS. Sehingga ada potensi kenaikan 12-20% dari tahun lalu sehingga mendorong kenaikan harga saham emiten.

Para investor juga menunggu dampak komentar Presiden Donald Trump Senin tentang manipulasi dalam perdagangan mata uang. Sebelumnya Donald Trump menuduh Cina dan Rusia mendevaluasi mata uang mereka. Pernyataan Trump ini melanggar pandangan pemerintahnya sendiri bahwa tidak ada mitra dagang utama yang manipulator mata uang.

Trump mencuit dalam akun Twitternya  pada hari Senin dengan menyatakan bahwa Cina dan Rusia memainkan apa yang ia sebut “permainan devaluasi mata uang” pada saat Federal Reserve AS menaikkan suku bunga. “Tidak bisa diterima !,” tulisnya.

Komentarnya bertentangan dengan laporan semi-tahunan Departemen Keuangan pada hari Jumat yang menahan diri dari penamaan negara manapun sebagai manipulator mata uang berdasarkan kriteria tertentu.

Secara terpisah, kepemilikan Tiongkok atas Obligasi AS meningkat paling dalam enam bulan, menggarisbawahi daya tarik aset AS, di tengah tengah ketegangan hubungan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.

Amerika Serikat dikabarkan juga memblokir masuknya produk ZTE. Produsen alat telekomunikasi asal Cina ini dituduh membuat pernyataan palsu oleh pejabat AS. Departemen Perdagangan memutuskan ZTE membuat pernyataan palsu kepada Biro Industri dan Keamanan pada tahun 2016 dan 2017 terkait dengan “tindakan disipliner karyawan senior yang perusahaan katakan telah diambil atau sudah diambil,” menurut sebuah pernyataan Senin. Departemen juga mengatakan perusahaan tidak mengungkapkan fakta bahwa mereka membayar bonus penuh kepada karyawan yang terlibat dalam perilaku ilegal.

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan bertolak ke Amerika Serikat dan mengadakan pertemuan dengan Presiden Donald Trump di Mar-a-Lago, Florida. Pertemuan ini untuk membahas kelanjutan keputusan mengejutkan presiden AS yang akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Sekaligus membicarakan masalah tarif untuk ekspor baja dan aluminium Jepang.

Masa depan Shinzo Abe nampaknya telah berada di bawah pengawasan ketat atas sejumlah skandal-skandal yang mendorong serangkaian permintaan maaf kepada publik dan mendorong jatuh tingkat popularitasnya disejumlah jajak pendapat ke rekor terendah.

Hari ini, para pialang di Asia akan fokus pada laporan data ekonomi Cina mengenai PDB Cina. Konsensus menunjukkan negara dengan ekonomi terbesar di kawasan itu dapat melaporkan pertumbuhan kuartal pertama tahun ke tahun sebesar 6,8 %, sama seperti pada kuartal keempat.  Meski demikian, pertumbuhan ini bisa juga melemah mengingat hanya lima dari 42 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg yang memperkirakan ekonomi Cina akan berakselerasi. Cina juga diperkirakan akan melaporkan bahwa penjualan ritel bulan Maret dan output industri menguat.

Di tempat lain, RBA akan merilis risalah dari pertemuan bulan ini ketika kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada rekor terendah. (Lukman Hqeem)