ESANDAR, Jakarta – Inflasi konsumen China tetap pada tingkat tertinggi kedua sepanjang tahun ini, didukung oleh percepatan harga non-pangan, data resmi sebagaimana diumumkan Beijing pada Jumat (09/11).
Indeks harga konsumen naik 2,5% pada Oktober dari tahun sebelumnya, tidak berubah dari pertumbuhan pada September, Biro Statistik Nasional mengatakan. Angka inflasi kunci lebih tinggi dari perkiraan median 2,4% oleh para ekonom yang disurvei sebelumnya oleh The Wall Street Journal. Pemerintah bertujuan untuk menjaga inflasi di bawah sekitar 3% tahun ini.
Harga makanan naik 3,3% dari tahun sebelumnya setelah naik 3,6% pada bulan September. Harga sayuran segar naik 10,1% pada bulan Oktober, melambat dari kenaikan 14,6% bulan September dan mendorong indeks headline 0,25 persentase poin lebih tinggi.
Harga buah naik 11,5% dari tahun sebelumnya, mempercepat dari kenaikan 10,2% sebulan sebelumnya dan menaikkan headline CPI sebesar 0,18 poin persentase, kata biro statistik. Harga daging babi turun 1,3% pada Oktober setelah menurun 2,4% tahun ke tahun di bulan September, menarik headline IHK angka 0,03 persentase poin lebih rendah.
Harga non-pangan meningkat 2,4% dari tahun sebelumnya, dibandingkan dengan peningkatan 2,2% tahun-ke tahun di bulan September. Harga bensin dan solar melonjak 22,5% dan 25,0% pada tahun, masing-masing, memimpin kenaikan harga non-pangan, kata biro itu.
Pada basis bulan ke bulan, CPI naik 0,2% pada Oktober dari bulan sebelumnya. Pada bulan September, indeks naik tipis 0,7% dari bulan sebelumnya.
Indeks harga produsen naik 3,3% pada bulan Oktober, dibandingkan dengan peningkatan tahun-ke-tahun 3,6% pada bulan September. Pembacaan untuk harga pabrik-gerbang cocok dengan perkiraan kenaikan 3,3% oleh para ekonom yang disurvei dalam survei.
Sementara angka PPI naik 0,4% pada Oktober dari bulan sebelumnya. Pada bulan September, naik tipis 0,6% dari bulan sebelumnya. (Lukman Hqeem)