Bursa saham Asia berjuang untuk menentukan arah yang lebih jelas dalam perdagangan di hari Rabu (30/11/2022) pagi karena para pedagang menunggu sentiment katalis yang lebih penting, yang dijadwalkan untuk dipublikasikan pada akhir sesi perdagangan New York. Meski demikian, sejumlah sinyal dari China serta data suram Jepang telah membuat pasar lebih kelam.
Indek MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik 2,6% tetapi Nikkei 225 Jepang turun setengah persen untuk menghentikan optimisme pasar saat berita ini dimuat. Alasan suasana suram di Tokyo dapat dikaitkan dengan kekecewaan padar pada data Produksi Industri Jepang di bulan Oktober.
Di sisi lain, bursa saham China menggiling lebih tinggi karena Beijing mengumumkan berbagai langkah untuk melonggarkan penguncian ketat di area utama setelah menyaksikan penurunan infeksi Covid harian dari rekor tertinggi. Meski begitu, ekonomi terbesar kedua di dunia itu tetap mempertahankan kebijakan Nol-Covid-nya.
Bloomberg melaporkan pembukaan kembali beberapa bangunan kota di wilayah Zhengzhou yang lebih luas, rumah dari pabrik utama iPhone. Sebelumnya pada hari Selasa, tersiar kabar bahwa provinsi Guangdong di China akan mengizinkan kontak dekat kasus Covid untuk dikarantina di rumah.
Aktivitas pabrik China mengalami kontraksi dengan kecepatan yang lebih cepat pada bulan November, sebuah survei resmi menunjukkan pada hari Rabu, terbebani oleh pembatasan COVID-19 dan melemahnya permintaan global. Data aktivitas China yang suram untuk bulan November menantang suasana positif di negara naga tersebut. Konon, PMI Manufaktur NBS resmi China turun menjadi 48,0 dibandingkan perkiraan 49,2 dan 49,0 sebelumnya. Rincian lebih lanjut menyebutkan bahwa PMI Non-Manufaktur juga merosot ke 46,7 dari sebelumnya 48,7 dan diperkirakan 51,7.
Bursa saham Hong Kong sendiri bergerak fluktuatif. Saham China bergerak lebih tinggi, sementara saham Hong Kong bervariasi, karena investor bergantung pada harapan bahwa China akan segera membuka kembali ekonominya, meskipun kasus COVID meningkat. Harapan pasar pada pembukaan kembali China mengimbangi sebagian data aktivitas pabrik dan jasa China yang lebih buruk dari perkiraan.
Indeks CSI 300 China naik 0,28%, sedangkan indek Shanghai naik 0,21%. Indek Hang Seng Hong Kong naik 0,22%.
Saham otomotif memimpin kenaikan di bursa China karena angka penjualan Oktober yang kuat meskipun ada dampak COVID, dan ekspektasi pasar akan manfaat pemotongan pajak pembelian mobil lebih lanjut. Sementara di bursa Hong Kong, Saham Geely Auto menguat 8%, perusahaan teknologi HSTECH bergerak datar dan properti daratan yang terdaftar di Hong Kong HSMPI turun 2,2%. Saham HSBC Holdings naik 1,7% karena bank telah setuju untuk menjual bisnisnya di Kanada ke Royal Bank of Canada seharga C$13,5 miliar ($10 miliar) dalam bentuk tunai, membuka jalan bagi pembayaran potensial bagi pemegang saham di kemudian hari.
Aktivitas ekonomi China kemungkinan akan semakin melemah pada bulan Desember dan kuartal pertama. Meskipun demikian, sentimen pasar membaik karena investor mencermati data ekonomi yang lemah dalam jangka pendek. Pertanyaan kunci di benak investor adalah berapa lama proses pembukaan kembali ini akan berlangsung.