Esandar Arthamas Berjangka merupakan pialang resmi yang terdaftar di BAPPEBTI. Anggota dari Bursa Berjangka Jakarta dan Kliring Berjangka Indonesia.

ESANDAR, Jakarta – Presiden Donald Trump menyatakan bahwa A.S. akan menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih berotot, American Muscle. Kebijakan  yang mencerminkan janji kampanyenya, bahwa kepentingan “Amerika adalah yang Pertama”. Demikian dikatakan Trump dalam sebuah pidato perkenalan kebijakan strategi keamanan nasional pertamanya.

Strategi keamanan nasional, sebagaimana yang diamanatkan oleh Kongres kepada setiap Presiden Amerika Serikat, dengan pendekatan pemerintahan Trump terhadap berbagai tantangan dewasa ini. Tantangan-tantangan tersebut meliputi program nuklir Korea Utara, terorisme internasional, agresi Rusia dan pengaruh Cina yang meningkat.

Secara kuat, dokumen tersebut mengirimkan pesan bagi Cina dan Rusia yang dianggap Trump ingin mengubah dan meningkatkan status quonya dalam menentang AS sebagai adidaya global. Bagi AS, kedua negara tersebut merupakan “kekuatan revisionis”. Bagaimana aksi Moskow atas Ukraina dan Georgia atau Cina dengan aksinya di Laut Cina Selatan.

Pun demikian, bagi Donald Trump, dalam pidatonya tersebut menegaskan bahwa baik Cina dan Rusia merupakan mitra potensial alih-alih sebagai pesaingnya. Strategi tersebut keamanan ekonomi sebagai salah satu bagian keamanan nasional. Trump percaya bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi tersebut, bila perlu menggunakan kekuatan sekalipun. Bagi Trump, Cina merupakan rekan strategis, daripada ditempatkan sebagai actor ekonomi yang agresif.

Bagi kaum fundamentalis, strategi yang diungkapkan Trump ini memang bukan hal yang mengejutkan. Meskipun kecil sekali bayang-bayang Amerika Serikat akan terisolasi dari percaturan global, apabila menerapkan kebijakan tersebut. Strategi tersebut menegaskan bahwa Amerika Serikat hanya akan menjalin hubungan dengan negara lain, jika dan hanya bila hubungan tersebut bersikap saling setara dan berbalas sepadan. Untuk itu, keterlibatan Amerika Serikat didalam NATO bahkan dalam PBB sekalipun akan ditinjaunya. Pada kedua organisasi ini, Trump menginkan negara-negara anggotanya untuk meningkatkan belanja pertahanannya. (Lukman Hqeem)