ESANDAR, Jakarta – Seperti yang diperkirakan, bahwa Jerome Powell akan memberikan pernyataan dengan nada yang hawkish. Hal ini membuat Dolar AS menguat dan memberikan pukulan bagi mata uang lainnya, sementara bursa saham dan harga emas mengantisipasi dengan melakukan koreksi.
Dalam pidatonya, Powell mengindikasikan bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga meskipun terjadi volatilitas pasar baru-baru ini. Selama kesaksian tersebut, Powell telah merinci prospek bank sentral untuk pertumbuhan ekonomi dan kebijakan moneter di masa depan. Investor juga terdesak karena imbal hasil utang pemerintah AS meningkat menyusul komentar kenaikan suku bunga Powell.
Bursa Asia mulai melemah sejak awal perdagangan, dimana bursa Hong Kong juga tertekan dengan kabar wacana memperpanjang masa jabatan Presiden Cina. Partai Komunis Cina mengajukan rancangan amandemen Konstitusi untuk menghapus batasan dua periode bagi Presiden Cina. Hal ini membuka jalan bagi Presiden Xi Jinping untuk menjabat lebih lama, bahkan seumur hidup.
Bursa saham Tokyo sempat menguat disesi awal perdagangan, bahkan indek Nikkei mencapai level tertinggi dalam tiga minggu. Kenaikan ini dipimpin saham-saham bluechips dan eksportir karena penurunan imbal hasil obligasi AS pada hari semalam.
Indek Kospi sempat menguat disesi awal dan berakhir minus. Pelaku pasar menahan diri untuk menantikan testimoni Jerome Powell di Kongres AS. Mereka mengawasi petunjuk mengenai jalur kenaikan suku bunga bank sentral dan pandangan Powell mengenai inflasi.
Pelemahan di bursa Asia merembet ke Eropa, dimana bursa saham Eropa melemah, menyusul penurunan bursa wallstreet setelah Jerome Powell memberikan isyarat bahwa opsi untuk lebih dari tiga kenaikan suku bunga tetap terbuka. Dari sisi data, kawasan euro melaporkan penurunan sentimen konsumen di bulan Februari dari bulan sebelumnya. Pada saat bersamaan, data dari Komisi Eropa juga menunjukkan ekspektasi inflasi yang lebih rendah di bulan Februari dari bulan.
Akhirnya bursa saham AS melemah juga. Isyarat Jerome Powell bahwa bank sentral bisa menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini jika data ekonomi dan inflasi terus terbukti sehat. Indek S&P 500 dan Dow Jones turun di tengah lemahnya kinerja saham real estat.
Powell juga menyinggung masalah kenaikan upah yang akan meningkat cepat namun tidak mengkhawatirkan volatilitas pasar keuangan. Ia menyarankan pengurangan bertahap kondisi moneter akomodatif, untuk menopang pasar tenaga kerja padat dan mengangkat harga ke arah target inflasi.(Lukman Hqeem)